Cara Kreatif Aktivis di Makassar Suarakan Kegelisahan Soal Korupsi Melalui Seni

Kamis 08-12-2022,21:19 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

<strong>diswaysulselcom</strong> - Aktivis yang tergabung dalam Masyarakat Anti Korupsi Sulsel (MARS) berkolaborasi dengan seniman Makassar Art Initiative Movement (MAIM) untuk memperingati hari antikorupsi sedunia, 9 Desember. Dalam kegiatan ini MARS dan MAIM menggelar aksi kreatif berupa performance art dengan tema 'Seni Melawan Korupsi' yang dilaksanakan di bawah jembatan layang Fly Over di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis, (8/12). Ketua Badan Pekerja Anti Corruption Commitee (ACC) Sulawesi, Abdul Kadir Wokanubun mengatakan, aksi tersebut merupakan ide para aktivis dalam upaya pemberantasan korupsi di Sulawesi Selatan. Menurut Kadir, bahwa aksi kreatif ini membawa tiga isu yang dituangkan melalui lukisan. Yakni, Penegakan Hukum, Demokrasi dan Anti Korupsi. Pasalnya diungkapkan Kadir, penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi tidak berjalan maksimal. Serta sikap pemerintah terkait anti korupsi hanya sebatas slogan. "Penegakan hukum tidak berjalan dengan baik, soal anti korupsi yang disampaikan oleh pemerintah hanya sekedar batas imik, tapi tifak pernah dilaksanakan secara maksimal di lapangan," ungkap Kadir di sela aksi tersebut. Maka dari itu dengan aksi kreatif tersebut, MARS bersama MAIM ingin menyampaikan kepada publik bahwa kasus korupsi sangat rawan di segala sektor. Apalagi tidak sedikit kasus korupsi yang ditangani Kejaksaan maupun kepolisian di Sulawesi Selatan berjalan mandek. "Banyak kasus korupsi yang mandek di Kejaksaan dan kepolisian, pemberantasan korupsi di sulsel itu jalan santai, pemberantasan korupsi tidak menjadi hal yang serius oleh pemerintah dan penegak hukum," tandas Kadir. Sementara salah seorang Seniman, Fauzi mengaku menggambar sebuah lukisan yang menunjukkan bahwa Penegakan Hukum dalam pemberantasan korupsi hanya sebatas untuk menakut - nakuti semata. "Saya melukis 'pajo-pajo keadilan' sebagai bentuk bahwa keadilan atau hukum sekarang hanya untuk menakut nakuti saja, bukan untuk bagaimana memberikan efek jera," katanya. Menurut Fauzi, lukisan orang - orang sawah menggunakan seragam sekolah dasar karena secara kenyataan baju sekolah kian mahal dan kerap menjadi kendala bagi masyarakat kurang mampu. "Kenapa ada lukisan baju anak SD bertuliskan anti korupsi karna baju ini tidak menggambarkan sesuai yang saat ini terjadi baju dijual dengan harga yang tinggi. Kami tertarik menyuarakan ini karna untuk menyuarakan keadilan bagi penegakan hukum," tandasnya menambahkan.***

Tags :
Kategori :

Terkait