Longwis Dinilai Mampu Kurangi Karbon di Makassar

Jumat 08-03-2024,16:25 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR -</strong> Kehadiran lorong wisata (Longwis) tidak hanya membawa pengaruh positif terhadap ekonomi masyarakat lokal yang bermukim di kawasan jalan setapak. Tetapi juga dinilai mampu mengurangi produksi karbon di Kota Makassar. Program prioritas Pemerintah Kota Makassar yang digagas oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto itu pun berhasil menarik perhatian mata dunia. Salah satunya Professor of Departement Architectural Engineering, Pennsylvania State University, Prof Wangda Zuo. Bagi Prof Wangda Zuo, kehadiran lorong wisata dengan memanfaatkan ruang terbuka hijau dalam lorong, tentunya dapat menghemat produksi CO2 setiap tahun. Kehadiran lorong wisata dengan memanfaatkan energi terbarukan dan penyediaan pangan yang dilakukan secara mandiri, pada akhirnya dapat meningkatkan mitigasi dan berkontribusi pada ketahanan pangan. Maka sudah selayaknya sambung Wangda Zou, Makassar Smart City yang menciptakan lorong wisata bisa menjadi pioneer sebagai salah satu kota maju di Asia Tenggara. "Untuk menangani masalah karbon baik secara langsung maupun tidak langsung, salah satunya caranya dengan penggunaan mega solar. Dari sini kita bisa melihat area yang bisa diberdayakan yang mampu memberikan dampak pengurangan CO2 yang sangat besar seperti hadirnya longwis,” jelas Wangda Zuo saat tampil menyampaikan materinya via daring kepada para peserta Rakorsus Makassar 2024 yang bertajuk Low Carbon dengan Metaverse di Four Points by Sheraton Makassar beberapa waktu lalu. Tidak sampai di situ saja, ia juga menjelaskan kota zero karbon adalah kota yang serius untuk mampu mengurangi karbonnya menjadi target zero dengan menggunakan sumber energi terbarukan. Mengurangi semua jenis emisi karbon melalui perancangan perkotaan yang efisien, penggunaan teknologi, dan perubahan gaya hidup serta menyeimbangkan penggunaan emisi melalui penyerapan karbon. “Kota Makassar dapat melakukan itu dengan inovasinya. Karena 33 persen karbon berasal dari pemukiman penduduk, transportasi menyumbang 26 persen,” sebutnya. Terwujudnya Makassar menuju kota zero karbon tentunya tidak mudah. Membutuhkan kerjasama dari berbagai pemangku kepentingan. Sehingga ia berharap inovasi lorong wisata kedepannya dapat menjadi percontohan bagi kota lain yang ingin mengikuti langkah Kota Makassar yang berkomitmen mengurangi karbon dengan cara yang berkelanjutan. Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, Kota Makassar saat ini sudah menerapkan penggunaan solar panel di sekolah-sekolah. Ini sebagai langkah awal menuju Low Carbon City. "Tahap awal diterapkan di SMPN 6 Makassar. Ini kami uji coba di SMPN 6 sebagai bentuk komitmen kami menghemat energi,” sambung Danny. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler