Manfaatkan Kulit Buah untuk Bahan Eko Enzim

Jumat 22-03-2024,23:36 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR -</strong> Warga Lorong Wisata Silves di Jalan Pelita Raya, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar memanfaatkan kulit buah untuk dibuat eco enzim. Pembuatan eco enzim ini telah menjadi program dari warga untuk mengurangi sampah. Kulit buah yang biasanya langsung dibuang kini dimanfaatkan sebagai pengharum atau pembersih. Pengurus RW Longwis Silves Rosmini Bukhari mengatakan, sampah yang dihasilkan warga untuk sekarang tidak lagi langsung dibuang, tetapi dipilah untuk dimanfaatkan kembali. "Daripada mereka buang di tempat sampah, dibawa lagi ke TPA, bikin penuh TPA. Jadi kita manfaatkan kembali menjadi eco enzim," kata Rosmini kepada Harian Disway Sulsel, Kamis, (21/03/2024). Dia mengatakan, semua kulit buah termasuk sayuran bisa dipakai untuk membuat eco enzim. Untuk membuat eco enzim, Rosmini mengatakan harus menggunakan perbandingannya 1:3:10. Satu untuk bagian gula atau molase, tiga untuk bahan organiknya, dan sepuluh bagian air. "Jadi dikumpul itu kita cincang. Kita campur semua dalam satu wadah tertutup terus kita fermentasi selama tiga bulan," ucapnya. Setelah tiga bulan, eco enzim kemudian disaring dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga. "Bisa untuk cuci piring, mengepel, pembersih kamar mandi. Dan juga kalau ada bau-bau kita siram itu tidak ada baunya lagi," ucapnya. Eco enzim juga bisa dipakai untik menetralisir udara dengan cara disemprotkan. Selain itu, warga Longwis Silves juga sering menggunakannya untuk menyuburkan tanaman. "Kita campur air kalau kita mau siram tanaman, beri eco enzim sedikit. Kita siramkan. Supaya subur tanamannya," kata wanita yang juga aktif di Kelompok Wanita Tani (KWT) di Longwis Silves. Hasil produksi eco enzim sebagian dipasarkan. Sebotolnya dihargai 10 ribu rupiah. Warga Longwis Silves Rika yang juga aktif mengikuti pembuatan eco enzim mengatakan, kalau mendaur ulang adalah bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan. "Supaya tidak banyak lagi sampah yang ada di lingkungan saya. Kemudian yang kedua, saya ingin menunjukkan kepada orang-orang di sekitar saya bahwa barang yang mungkin dianggap tidak berguna ternyata bisa dimanfaatkan," tandasnya. (Josh)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler