<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Kita layak bersyukur hidup di suatu negeri yang bangsanya mengutuk keras laku plintat-plintut "esuk dele sore tempe". Bangsa kita adalah bangsa yang menjunjung tinggi konsistensi dan integritas. Perkara yang terjadi di lapangan, terutama yang dilakukan oleh politikusnya, menunjukkan fenomena sebaliknya, anggap saja itu sebagai perilaku oknum belaka --kendati oknumnya agak banyak, kayaknya. Toh, mereka bukannya tidak sadar akan apa yang dituliskan kitab kuno I Ching, "人之所助者, 信也" (rén zhī suǒ zhù zhě, xìn yě): yang paling berguna bagi manusia adalah kejujurannya. Juga akan apa yang dikatakan Lu Xun, sastrawan besar Tiongkok abad ke-20, "诚信为人之本" (chéng xìn wéi rén zhī běn): kejujuran adalah fondasi kita sebagai manusia. Pun akan apa yang dipetuahkan filsuf agung Konfusius, "人无信不立" (rén wú xìn bù lì): manusia kalau tidak bisa dipercaya, tak akan bisa berdiri tegak sebagai manusia. Makanya, Salawati yang advokat sekaligus direktur eksekutif koreksi.org, memegang teguh prinsip, "Hidupi hidup dengan integritas dan konsistensi, agar sepanjang jalan bisa berjalan tegak dengan harga diri." Saking krusialnya kejujuran, Konfusius dalam kitab Liji menyebut, "不宝金玉, 而忠信以为宝" (bù bǎo jīn yù, ér zhōng xìn yǐ wéi bǎo): bukan emas permata, tapi kejujuranlah yang berharga. Barangkali itulah mengapa, sejak ribuan warsa yang lampau, kitab historis Shiji mewanti-wanti menjadi orang yang "一诺千金" (yī nuò qiān jīn): memegang teguh kejujuran, sebab kejujuran lebih berharga dari benda paling berharga sekalipun. (*)
Direktur Eksekutif koreksi.org Salawati: Yi Nuo Qian Jin
Selasa 20-08-2024,06:00 WIB
Editor : Muhammad Fadly
Kategori :