<strong>diswayulsel.com, MAKASSAR </strong>- Elektoral Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur nomor urut 1, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto dan Azhar Arsyad (DIA) mulai mendekati elektoral pasangan rivalnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati). Lembaga Survei Indikator merilis angka elektoral kedua pasangan tersebut hanya berselisih 3 persen lebih. Hasil survei pada periode 30 September sampai 8 Oktober 2024 ini, pada simulasi dua paslon Pilgub Sulsel, pasangan DIA masih berselisih 3 persen dengan Andalan Hati. Pasangan ASS-Fatma masih unggul dengan dukungan 43.3 persen, sementara pasangan Danny Pomanto - Azhar Arsyad mendapat dukungan sebesar 39.5 persen, sisanya merupakan suara mengambang sekitar 17.2 persen. Artinya pasangan Danny-Azhar hanya terpaut 3,8 persen, untuk menyamai posisi pasangan Andi Sudirman - Fatmawati Rusdi. Padahal gerakan Danny-Azhar ini belum genap sebulan bergerak. Hasil ini dinilai jadi tren positif bagi pasangan DIA yang terlihat cenderung mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sementara menjadi tantangan bagi pasangan ASS-Fatma yang nyaris dilampaui sang lawan. Hasil survei tersebut, dibenarkan oleh Lembaga Survei Indikator. Founder dan Peneliti Utama Indikator, Prof. Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa data hasil survei untuk kontestasi Pilgub Sulsel yang beredar benar dirilis oleh Indikator. "Tapi data survei Pilgub Sulsel memang benar dari kami," jawabnya singkat, Minggu 13 Oktober 2024. Diketahui bahwa data survei ini merupakan hasil dari survei yang dilakukan pada Populasi seluruh warga negara Indonesia di Kota Makassar yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 800 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±3.5% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh kecamatan di Kota Makassar yang terdistribusi secara proporsional. Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sukri Tamma menilai Pilgub Sulsel yang hanya memiliki dua pasang calon memang akan menjadi arena pertarungan politik yang sengit. "Menurut saya ketika hanya ada dua pasang yang bersaing tentu kecenderungan pemilih hanya ada dua potensi, sehingga kemudian upaya untuk merebut ini tentu adalah sebuah pertarungan sengit," ujarnya kepada Harian Disway Sulsel, Minggu 13 Oktober 2024. Perihal hasil survey tersebut, Sukri Tamma menjelaskan bahwa sebenarnya hasil itu hanya potret kondisi masyarakat pada saat survei dilakukan. Hasil survei tersebut, lanjut dia, tidak menjamin hasil final pada hari pemilihan nanti. "Survei itupun kecenderungan umum, artinya yang menunjukkan angka signifikan bagi pasangan tertentu dan barangkali belum pada pasangan yang lain, itu juga belum tentu jadi angka yang pasti akan terjadi pada 27 November nanti," katanya. Menurut dia, masih ada sekitar 40 hari lebih masa kampanye untuk kedua tim masing-masing paslon bekerja. Tentu bagi tim yang saat ini diunggulkan oleh hasil survei, jadi dasar bagaimana mereka menjaga atau mencoba memastikan lagi kepada masyarakat yang belum memilih. "Sementara bagi pasangan yang saat ini masih tertinggal dalam hasil survei, itu tandanya mereka mesti bekerja keras untuk mengejar dan memanfaatkan setiap celah," sebut Dekan FISIP Unhas ini. "Kalau dilihat survei kemarin sekitar 800 orang responden, masih ada sekitar berapa persen yang belum menentukan pilihan. Itu kan masih ada celah. Jadi sekali lagi, memang angkanya agak berselisih, tapi saya kembali katakan itu masih jadi kecenderungan umum," lanjutnya. Guru Besar FISIP Unhas ini pun mengatakan bahwa masih akan ada kemungkinan munculnya swing voters menjelang hari H pemilihan. Menurut dia, hal itu bisa saja terjadi apabila dalam waktu ke depan mencuat isu-isu krusial yang dapat membalikkan kecenderungan pemilih. "Karena kan di Indonesia itu seringkali ada berapa isu yang kadang bisa membalik kecenderungan pemilih. Misalnya isu asusila, isu moral, isu korupsi dan seterusnya. Biasanya itu yang bisa juga memberi pengaruh signifikan membalikkan keadaan," terangnya. Hasil survei yang masih berpihak pada pasangan ASS-Fatma meskipun hanya berbeda tipis dengan pasangan DIA, Sukri Tamma mengatakan ini mesti menjadi catatan bagi Danny Pomanto. Sebab, survei yang mengambil sampel populasi di Kota Makassar berpotensi jadi gambaran survei yang dilakukan se-Sulsel. "Saya rasa ini jadi catatan bagi Pak Danny-Azhar, selama dua periode ini kan Pak Danny dianggap menguasai Makassar, kalau kemudian meskipun masih hasil survei beliau tertinggal, saya kira ini evaluasi bagi Pak Danny ke depan bagaimana langkah-langkah yang diambil selanjutnya untuk mengamankan Kota Makassar," ungkapnya. Bagaimana pun, ujar Sukri Tamma, jika melihat konstelasi saat ini, Danny Pomanto akan sangat berharap besar suara dari Kota Makassar. Sebab, hal itu kemudian bisa mendorong suara-suara lain dalam upaya memenangkan Pilgub Sulsel mendatang. "Mungkin untuk Pak Andi Sudirman dan Ibu Fatma, saya kira ini jadi sesuatu yang meskipun ini hanya berupa kecenderungan umum, tapi juga jadi sebuah catatan bahwa timnya bekerja cukup baik karena bisa menandingi dominasi Pak Danny di Makassar," tandasnya. Diketahui pada hasil survei Indikator yang dirilis pada 12 Oktober kemarin terdapat beberapa versi. Ada hasil survei yang menunjukkan kedua paslon hanya berselisih tipis, namun ada juga hasil survei yang tersebar bahwa selisih keduanya sangat jauh. Kader PKB Sulsel yang juga mantan anggota DPRD Sulsel, Wawan Mattaliu mengungkapkan hasil survei kredibel yang dipegang internal PKB, pasangan Danny-Azhar (DIA) cenderung naik secara signifikan. "PKB kecenderungan DIA ini naik signifikan. Sehingga kita optimis kompetisi ini agak bergerak sesuai dengan harapan kami," lanjut Wawan. Wawan kemudian mengatakan kalau fakta lapangan di publik menjadi tolok ukur dari survei PKB. Fakta lapangan yang membuktikan bahwa penerimaan dan respon organik dari masyarakat merupakan salah satu indikator dari hasil internal PKB tersebut. "Indikatornya, tingkat penerimaan publik terhadap pak Danny dan Pak Azhar itu kelihatan sekali, bagaimana kemudian proses konsolidasi di publik itu berlangsung secara organik," terang Wawan yang kerap mendampingi Azhar Arsyad tour kampanye ke daerah. Terbangunnya konsolidasi secara organik dari masyarakat merupakan sikap yang di luar dari konsolidasi tim pemenangan yang menciptakan support positif. "Mereka tidak dipandu oleh tim dan sebagainya. Kelompok masyarakat terlihat menyatukan diri mengambil sikap sendiri, buat kami itu support yang luar biasa. Itu di luar framing tim. Mereka terbentuk secara organik. Mereka mengambil sikap perjuangan DIA itu tanpa konfirmasi ke paslon. Masyarakat secara organik inisiatif membuat jejaring sendiri dan itu terasa sampai dimana-mana," imbuhnya. Atas hal itu, Wawan optimis kalau pasangan DIA akan menuntaskan pertarungan Pilgub Sulsel dengan baik. "Kalau teman-teman Andalan Hati optimis menang, kami juga memiliki perasaan yang sama. Sehingga kami optimistis DIA bisa menuntaskan pertarungan dengan baik," pungkas Wawan. Senada, Ketua Tim PANZER Sulsel yang juga relawan pendukung DIA, Adhi Bintang SH mengatakan, bahwa fakta lapangan saat mengawal proses kunjungan Danny Pamanto di beberapa daerah menunjukkan fakta lapangan yang jauh berbeda dengan survei yang beredar. "Survey yang kemudian beradar ini kan tak sesuai fakta lapangan, karena setiap titik kampanye Dialogis yang di adakan Tim PANZER seperti di Enrekang, Sidrap dan Pinrang di banjiri oleh masyarakat yang begitu antusias untuk mendengarkan Visi-misi Pak Danny" ungkap Adhi. Selain itu, antusiasme komunitas di 24 kabupaten kota yang mendaftarkan diri sebagai tim pemenangan DiA juga makin membeludak. "Saat ini saja, ratusan komunitas dari 24 kabupaten kota di Sulsel yang turut mendaftarkan diri untuk menjadi Tim pemenangan DiA," lanjut Adhi. Adhi juga menyampaikan bahwa pekan lalu survei internal Tim DiA mencapai angka 35 persen, hanya selisih 6 persen dari lawan yang tengah mengalami penurunan elektabilitas dari angka 46 persen menjadi 41 persen. "Angka 35 persen didapatkan Danny-Azhar justru sebelum Cagub Danny Pomanto melakukan tur kampanye. Mulai ke Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap dan Pinrang baru-baru ini, jadi survey yang kemudian beredar dengan memposisikan DiA jauh di angka kemenangan itu hanya manipulatif belaka," ujar Adhi. Ia juga menyampaikan bahwa Tim PANZER sendiri, tidak akan terpengaruh dengan massifnya berita-berita hasil survey yang mendudukkan posisi pasangan DIA jauh tertinggal. (REG/E)
DIA Pepet Elektoral Andalan Hati, Hanya Terpaut 3,8 Persen
Senin 14-10-2024,10:00 WIB
Editor : Muhammad Fadly
Kategori :