3.200 Penari Kolosal di Pembukaan MTQ ke 32 Tampil Memukau
<!-- wp:paragraph --> <p><strong>DISWAY, Bone</strong> - Sebanyak 3.200 penari kolosal dari siswa/siswi se-Kabupaten Bone jadi perhatian khusus dalam acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-32 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat malam ( 25/6) .</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Penampilan 3.200 penari yang disaring dari seluruh sekolah mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA itu dapatkan decak kagum dari seluruh tamu undangan dan penonton baik dari masyarakat Bone maupun dari masyarakat luar bersama kafilah.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Tak henti-hentinya tepuk tangan dan teriakan histeris di tribun penonton dan tamu undangan yang hadir dalam pembukaan MTQ ke 32 tingkat provinsi. Suasana stadion Lapatau cukup bergemuruh disaat para penari mulai mengolah tangan kaki dan badannya secara bersamaan untuk betul promosi cerita dalam tari masuknya Islam di Bumi Arung Palakka .</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Para penari pun mengkreasikan tarian massal tersebut dengan beberapa bentuk yang identik ciri khas kabupaten Bone seperti dikenal sebagai penghasil kepiting, kemudian berlanjut berbentuk konfigurasi payung kecil yang menandakan Teddung Salaka yang saat itu pertama kalinya masuk Islam di Bone kemudian berbentuk konfigurasi payung besar.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Tidak sampai di situ saja, para penari kolosal membentuk konfigurasi logo MTQ dan diakhiri dengan Konfigurasi Songko Recca dan peragaan bagaimana membuat songko recca yang menjadi ciri khas produk UMKM Kabupaten Bone.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Bahkan beberapa dari orang tua siswa yang turut hadir dan menyaksikan anak-anaknya ikut andil dalam pembukaan MTQ sebagai penari massal, menangis haru, bangga melihat anak-anaknya mampu menyelesaiakn tariannya dengan sukse hingga akhir acara .</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Kenapa kami menangis pak, melihat anak kami menari, selain bangga kami juga takut dan kuatir mereka itu gagal mempersembahkan yang terbaik di depan tamu-tamu dari luar dan yang paling membuat kami ini orang tua was - was adalah hujan, kami takut mereka ( penari ) tidak konsentrasi lagi, " ungkap Lela Bahagia, salah seorang orang tua penari.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Bupati Bone, Andi Fahsar M. Padjalangi menerangkan makna tarian ini yang melibatkan 3.200 siswa. Katanya itu merujuk pada MTQ ke-32.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>“ Kita berharap melalui pelaksanaan MTQ ini syiar Islam di Kabupaten Bone dan Sulawesi Selatan semakin kuat," harap Bupati Bone, dalam sambutan pembukaan MTQ ke-32.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Bupati menyampaikan apresiasi kepada orang tua dan para penari atas kerja keras untuk menampilkan pertunjukan pada opening ceremony yang dinilai sukses dan memukau.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Saya bangga kepada anak-anakku yang memberikan pertunjukan terbaiknya semangat untuk tampil, hujan tidak pernah mengendorkan semangat anak-anakku, begitu pula dengan pelatih dan orang tua anak-anakku," lanjut kata dia.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Selain itu, Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dalam sambutannya di pemmbukaan MTQ menyamlaikan apresiasinya kepada para penari massal yang mampu menampilkan formasi-formasi tarian yang meng identikkan dengan kearifan lokal kabupaten Bone dan MTQ. ***</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>( <strong>Subaer</strong>)</p> <!-- /wp:paragraph -->
Sumber: