Stok Gas Subsidi Dipastikan Aman Jelang Ramadan
![Stok Gas Subsidi Dipastikan Aman Jelang Ramadan](https://sulsel.disway.id/upload/e770ecf2beb234b754b63bc29a96209f.jpg)
Tabung gas subsidi 3 kilogram. --
DISWAY, SULSEL - Menjelang bulan suci Ramadan, stok gas elpiji 3 kilogram atau gas subsidi dipastikan dalam kondisi aman. Meski sempat langka beberapa waktu lalu.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menyampaikan, pihaknya terus berupaya menjaga kelancaran distribusi gas subsidi agar stok aman dan tepat sasaran.
“Kami memastikan stok LPG 3 kg dalam kondisi aman dan tersedia sesuai kebutuhan masyarakat. Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar distribusi berjalan lancar,” ujar Fahrougi, Minggu, 16 Februari 2025.
Senada, Kepala Dinas ESDM Sulsel, Andi Eka mengatakan, pihaknya berupaya agar ketersediaan gas subsidi di pangkalan tersedia. Sehingga tidak ada lagi antrean.
"Memastikan ketersediaan stock di pangkalan. pangkalan harus tertib menjual sesuai HET. Pembukaan pangkalan baru guna semakin memperluas jaringan distribusi, termasuk mengangkat pengecer menjadi pangkalan," jelasnya.
Andi Eka menegaskan, apabila masih berstatus pengecer akan difasilitasi Pertamina untuk alih status menjadi pangkalan resmi.
"Pengecer cukup melampirkan surat rekomendasi yang dikeluarkan Dinas Perdagangan Perindustrian di masing-masing kabupaten/kota sehingga tetap dapat berpartisipasi dalam distribusi LPG 3 Kg," imbuhnya.
Terpisah, Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Muhammad Asdar menyampaikan, pemerintah pusat dan Pemprov Sulsel mesti memiliki mitigasi menyangkut ketersediaan gas jelang Ramadan, mengingat permintaan akan meningkat drastis.
“Salah satu hal yang harus diantisipasi ialah gas, gas itu kan sebagai sarana produk untuk kita makan minum hidup lab kebutuhan pokok dan kemarin terjadi kejadian yang tidak diinginkan semoga tidak terulang, jadi intinya hukum ekonomi suplai dan demand berapa banyak yang butuh gas itu semua harus diantisipasi lah,” terangnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas itu menyampaikan, semua stakeholder dari bawah hingga atas harus berperan serta dan tegas dalam penindakan.
Ia juga mengingatkan, sebuah kebijakan tidak serta merta langsung di buat tetapi perlu melalui uji coba ataupun kajian mendalam. Jangan sampai, kata dia, kejadian antrean panjang dan kelangkaan gas seperti sebelumnya, terjadi lagi.
“Kan dulu ada masa uji coba pelan pelan jangan langsung dilaksanakan, ada masa percobaan, paling penting juga diteliti juga sebelum dilaksanakan, berdasarkan data bukan cuma keinginan satu dua orang,” tutupnya. (Fath/E)
Sumber: