Yowan Tamu Raih Gelar Doktor Antropologi Unhas dengan Predikat Cum Laude
![Yowan Tamu Raih Gelar Doktor Antropologi Unhas dengan Predikat Cum Laude](https://sulsel.disway.id/uploads/IMG-20220707-WA0038.jpg)
<!-- wp:heading --> <h2>Angkat Disertasi Perpaduan Kearifan Lokal Panggoba dengan Modernisasi Pertanian</h2> <!-- /wp:heading --> <!-- wp:paragraph --> <p><strong>DISWAY, MAKASSAR</strong> - Akhirnya penantian panjang Yowan Tamu terbayar lunas, Kamis 7 Juli 2022 sore kemarin. Ia berhasil menyabet gelar doktor Ilmu Antropologi dengan predikat cum laude, di Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam sidang terbuka promosi doktor, di Aula Prof Abdullah Syukur FISIP Unhas.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Dr Yowan Tamu menyelesaikan penelitiannya selama hampir setahun lamanya, dengan judul disertasi "Pengetahuan Tradisional dan Modernisasi Petani: Studi Interaksi dan Perubahan Sosial Budaya pada Pengolahan Pertanian Padi Sawah di Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato".</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Usai sidang promosi, Yowan mengungkapkan, penelitian yang dilakukannya mengkaji tentang pengetahuan tradisional dan modern pada pertanian yang ada di Provinsi Gorontalo.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Penelitian ini sebenarnya mengkaji tentang pengetahuan tradisional dan modernisasi pertanian yang ada di Gorontalo tepatnya di Kabupaten Pohuwato," ujar Yoman, Kamis 7 Juli 2022.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Jadi ada hybrinisasi di sana terkait pengolahan padi sawah yang ada di Duhiadaa," lanjutnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Lewat penelitian tersebut, ibu dua anak ini berharap ilmu yang ia pelajari dapat bermanfaat untuk keberlanjutan pertanian di daerah Pohuwato. Sembari Yowan ingin mempertahankan kearifan lokal daerah Pohuwato, yang dikenal dengan istilah Panggoba. "Saya ingin mengembalikan sebenarnya model pengolahan padi itu secara organik pada masa depan," kata dia.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Resmi menyandang gelar doktor, bagi Yowan adalah pencapaian yang begitu berharga. Ia pun tak menampik bahwa capaian yang ia raih juga berkat bimbingan para promotornya. "Yang pasti ini penghargaan yang sangat luar biasa untuk saya, Alhamdulillah saya bisa berada sampai tahap ini memang sangat luar biasa. Ini juga berkat bimbingan para promotor," tutup dia.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:image {"id":4670,"sizeSlug":"large","linkDestination":"none"} --> <figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://diswaysulsel.com/wp-content/uploads/2022/07/IMG-20220707-WA0039-300x178.jpg" alt="" class="wp-image-4670"/></figure> <!-- /wp:image --> <!-- wp:paragraph --> <p>Di samping itu, Prof Irwan Abdullah selaku penguji eksternal dari UGM mengatakan, penelitian yang dilakukan Yowan bertujuan untuk mengangkat kembali falsafah adat yang telah ditinggalkan oleh masyarakat.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Prof Irwan juga berharap, dengan adanya disertasi tersebut, bahwa nilai-nilai kearifan lokal yang bisa mengakomodir para petani dapat dipertahankan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Disertasi ini bisa dibaca sebagai suatu gerakan intelektual untuk melakukan centering. Sesuatu yang dulu marjinal, sekarang diangkat sebagai kekuatan besar yang memiliki kearifan dan memiliki kecerdasan," jelasnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Prof Irwan menambahkan, studi yang dilakukan Yowan merupakan langkah intelektual, dalam mengkombinasikan metode tradisional dengan modern dalam bidang pertanian. "Dari studi ini diperlihatkan bahwa, yang namanya Panggoba yang merupakan satu institusi tradisional, dia mampu mengakomodasikan modernisasi di dalam bidang pertanian. Dan bisa menjamin juga kesejahteraan masyarakat dalam bidang itu," jelasnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Prof Irwan menyebut, lewat disertasi tersebut Yowan bisa menunjukkan bahwa masih ada masyarakat, yang mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dalam mendukung ketahanan pangan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Yang dulu ditakuti bahwa pendekatan-pendekatan tradisional itu ketinggalan, yang itu tidak mampu menjamin ketahanan pangan, maka dalam disertasi ini ditunjukkan itu tidak benar. Justru dengan kuatnya institusi lokal, ternyata mampu mengakomodasi kekuatan ilmu modern di dalam praktek pertanian," bebernya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Terbukti lewat penelitian Yowan, banyak manfaat di bidang pertanian yang ditimbulkan, dengan menerapkan pendekatan pengolahan pertanian dengan kearifan lokal Panggoba ini. "Masyarakat justru tidak mengenal panceklik, masyarakat tidak terkena atau mengalami persoalan hama. Dan ketahanan pangan justru bisa dibangun dari kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Pohuwato dalam kasus ini," pungkasnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Hadir pula dalam sidang ujian promosi doktor Yowan Tamu, antara lain Pimpinan Sidang Prof Dr Armin, Promotor Prof Pawennari Hijjang, Ko-Promotor Prof Ansar Arifin, dan Dr Safriadi. Tampak hadir pula keluarga dari Yowan Tamu, serta para kerabat dan sahabat Yowan. <strong>(*)</strong></p> <!-- /wp:paragraph -->
Sumber: