Ibu Pertiwi, Tersenyumlah

Ibu Pertiwi, Tersenyumlah

AM. Jufri -Tenaga Ahli Wamen KPPPA /Tim Pemberdayaan Kegiatan Sinergisitas Antar KL - BNPT Tahun 2017-2024--

Oleh: AM. Jufri 

(Tenaga Ahli Wamen KPPPA /Tim Pemberdayaan Kegiatan Sinergisitas Antar KL  - BNPT  Tahun 2017-2024)

 

"Kulihat ibu pertiwi. Kami datang berbakti. Lihatlah, putra-putrimu. Menggembirakan ibu. Ibu, kami tetap cinta. Putramu yang setia. Menjaga harta pusaka. Untuk nusa dan bangsa"

 

Lirik lagu Ibu Pertiwi yang diciptakan Ismail Marzuki di atas, sejalan dengan Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo di Senayan yang memberikan harapan Ibu Pertiwi tersenyum. Tepuk tangan dan riuh anggota DPR mendukung komitmen Presiden perangi korupsi hingga  membangun kesejahteraan rakyat. 

 

Presiden Prabowo  mengecam praktik "serakahnomics" di tengah banyaknya rakyat yang jatuh pada kemiskinan ekstrem. Presiden juga mengajak seluruh rakyat menghargai jasa para pemimpin terdahulu. Sekaligus memperingatkan bahaya politik adu domba. Dalam 299 hari bekerja, Presiden menyampaikan sejumlah capain program , diantaranya program makanan bergizi gratis yang telah menjangkau 20 juta anak dan ibu hamil setiap hari. Program ketahanan pangan yang surplus beras 4 juta ton. Program pendidikan yang membangun  100 sekolah rakyat dan pembentukan 80.000 koperasi merah putih ditingkat desa.

 

Kita berbangga atas capaian dan komitmen Presiden. Namun, kita perlu juga melihat pekerjaan rumah yang terbengkalai, yang mungkin membuat "Ibu Pertiwi" masih bersusah hati.  Oleh karena itu, implementasi program Presiden Prabowo perlu memperhatikan pengalaman keberhasilan dan kegagalan program yang ada sebelumnya. Kita juga ingin agar program diimplementasikan bukan secara parsial (ego sistem) tetapi perlu membangun keterpaduan (ekosistem kolaborasi). 

 

Mengatasi "serakahnomics" dan mengembangkan  koperasi merah putih serta sekolah rakyat adalah solusi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. Program ini sangat baik, tetapi perlu didukung dengan pendekatan yang terpadu,  memperhatikan kearifan lokal dan memberdayakan segala potensi yang ada. 

 

Pengembangan Koperasi Merah Putih misalnya perlu sinergi dengan berbagai bentuk lembaga ekonomi berbasis desa/kelurahan yang sudah tersebar di Indonesia sejak lama. Ada 127 ribu koperasi aktif di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai puluhan juta orang (data Kementerian KUKM per 2024). Koperasi tersebut ada yang bergerak di kelompok petani, nelayan, pesantren dan lain-lain.

Sumber: