Menuju Indonesia Emas 2045, Pelatihan Budidaya Sawit Hadir di Makassar

--
DISWAY SULSEL – Upaya meningkatkan kapasitas petani sawit di Sulawesi Selatan mendapat dorongan baru melalui Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Angkatan I–IV yang digelar di Hotel Aryaduta Makassar, Selasa (16/9/2025).
Kegiatan selama lima hari ini merupakan kerja sama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, dan IPB Training.
Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel, Abdul Gafar, saat membuka acara menegaskan pentingnya peningkatan pengetahuan petani demi produktivitas berkelanjutan.
"Kalau ingin meningkatkan produksi dan penghasilan, tuntutlah ilmunya dulu. Pelatihan ini modal awal untuk menyejahterakan petani sawit Sulsel," ujarnya.
Perwakilan IPB Training, Dr. Ir. Hariyadi, menjelaskan bahwa pelatihan ini menindaklanjuti amanah UU No. 18/2014 tentang Perkebunan, yang mengharuskan petani menguasai dasar ilmu dan teknologi pengelolaan sawit.
"Mulai dari pemilihan lahan, benih unggul, pemeliharaan, hingga pengendalian organisme pengganggu tanaman, semua harus dipahami. Tujuannya bukan hanya produktivitas, tetapi juga keberlanjutan," katanya.
Ia menekankan penerapan Good Agricultural Practices (GAP), seperti penggunaan alat pelindung diri (APD), pengelolaan limbah plastik, dan larangan mencuci peralatan penyemprotan di sungai.
Sedangkan, Ketua Bidang Kelembagaan dan Ketenaga BPPSDMP, Dr. M. Apuk Ismane, menilai pelatihan ini sejalan dengan Nawacita II untuk memperkuat ketahanan pangan.
"Kementerian menyiapkan solusi cepat melalui benih unggul, pemupukan, pencetakan sawah 3.000 hektare, dan pelibatan petani Gen Z. Semua ini untuk pertanian yang semakin modern," terangnya.
Sementara itu, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ir. Baginda Siagian, menyoroti peran vital kelapa sawit yang menyerap 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung.
"Kita butuh 13 juta ton CPO untuk energi, termasuk biodiesel B40 yang akan menuju B50. Produktivitas kita baru 3,3–3,5 ton per hektare per tahun, masih bisa naik," tegasnya.
Baginda juga mengingatkan pentingnya sertifikasi ISPO agar ekspor ke Eropa tidak terganggu.
"Pembangunan kelapa sawit berkelanjutan adalah pekerjaan rumah bersama menuju Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Pelatihan ini diikuti 110 petani dari berbagai daerah di Sulsel, termasuk Kabupaten Wajo. Mereka akan mendapat pendalaman teknis selama 16–20 September 2025.
Sumber: