Perlu Kuat Materil Jadi Ketua AMPI Sulsel

Perlu Kuat Materil Jadi Ketua AMPI Sulsel

<strong>DISWAY</strong> - Perebutan kursi pucuk pimpinan organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia Sulawesi Selatan (AMPI) kian berpolemik. Sebab organisasi yang identik dengan Partai Golkar ini ditengarai mematok biaya bagi setiap bakal calon ketua yang hendak maju di Musyawarah Daerah (Musda) ke IX. Di mana informasi yang dihimpun, setiap bakal calon Ketua AMPI Sulsel diharuskan menyetor uang sebesar Rp150 juta, sebagaimana tertera di formulir pendaftaran. Sehingga hal tersebut menjadi sorotan karena dianggap memberatkan bagi calon ketua. Bahkan salah seorang kader AMPI Sulsel, Ilhamsyah, secara terang-terangan mulai menggalang dukungan untuk melayangkan mosi tidak percaya atas pelaksanaan Musda ke IX tersebut. Sebab kata dia, biaya pendaftaran Rp150 juta merupakan pertama kali diterapkan dalam perebutan kursi pimpinan AMPI Sulsel. "Iya ini pertama kali ada setor 150 juta di Musda AMPI Sulsel," ungkap Ilhamsyah. Bahkan persyaratan Rp150 juta tersebut, kata Ilhamsyah, diduga diterapkan sepihak oleh perangkat panitia Musda ke IX AMPI Sulsel. Kuat dugaan itu bertujuan memuluskan salah satu bakal calon. Selain itu, syarat biaya Rp150 juta yang dibebankan kepada bakal calon ketua, kata Ilhamsyah, sarat dengan upaya penjegalan terhadap calon lainnya. " Diduga merupakan upaya penjegalan untuk memuluskan kandidat tertentu menahkodai AMPI Sulsel," tegasnya mengungkapkan. Tak hanya itu, Ilhamsyah mengaku, dengan kondisi ini pihaknya mulai aktif melakukan konsolidasi. Dengan harapan Musda ke IX AMPI Sulsel melalui mekanisme yang baik dan memberi ruang bagi kader bertarung, sehingga melahirkan pemimpin AMPI yang berintegritas. Menanggapi ini, Ketua Steering Commite (SC) Musda ke IX AMPI Sulsel Nasruddin Upel menuturkan, biaya Rp150 juta tersebut merupakan wujud nyata kontribusi bakal calon ketua terhadap organisasi. Katanya, tidak memiliki kaitan sama sekali untuk menjegal calon tertentu jelang Musda AMPI Sulsel. Upel menyebutkan, sudah sewajarnya mengelola organisasi bakal calon pemimpin memiliki kesiapan segala aspek, khususnya materil. "Dalam mengelola organisasi memang dibutuhkan semangat, baik moril dan materil. Jadi tidak ada upaya kita untuk calon tertentu," ujar Upel. Menurut Upel, perebutan pucuk pimpinan AMPI Sulsel semua figur memiliki kesempatan yang sama. Selama bakal calon ketua memenuhi persyaratan. "Kalau ada calon mau maju ya silahkan. Tentu sepanjang memenuhi persyaratan untuk maju," tegas Upel terkait adanya isu penjegalan. "Dan itu saya pikir semua organisasi menerapkan itu. Dukungan moril dan materil harus berjalan beriringan," imbuhnya. Terpisah, bakal calon Ketua AMPI Sulsel, Hasrul Kaharuddin mengaku tidak mempermasalahkan biaya pendaftaran Rp150 juta. Bahkan masih mengupayakan untuk memenuhi persyaratan itu. "Masih cari rekom kita ini," singkat Ketua KNPI Makassar itu ketika dikonfirmasi terkait wacana akan mundur dari pencalonan lantaran persyaratan Rp150 juta tersebut. Sementara Ketua Tim Pemenangan salah satu bakal calon ketua AMPI Sulsel, Rasman Ariyanto R mengaku, pihaknya tidak masalah soal biaya pendaftaran tersebut. Dia menilai AMPI merupakan Organisasi Besar, dan salah satu untuk menguji keseriusan calon ketua dengan berkorban untuk Organisasi. “Saya kira tidak masalah dengan biaya pendaftaran, AMPI ini adalah Organisasi besar, dan inilah bentuk pengorbanan kita untuk membesarkan AMPI,” kata Rasman melalui keterangan tertulisnya. Berkenan dengan itu, Pengamat Politik dari Unhas Makassar, Sukri Tamma menilai, persyaratan Rp150 juta tersebut bisa saja mengacu terhadap beberapa variabel, misalnya upaya memuluskan bakal calon tertentu atau menjadi modal bagi ketua terpilih dalam menjalankan roda kepengurusan AMPI Sulsel. Namun jika setoran tersebut tidak disertai penjelasan atau rasionalisasi yang tepat, otomatis menimbulkan kecurigaan. Lantaran organisasi AMPI identik dengan partai tertentu dan sekarang menjelang tahun - tahun politik. "Tentu akan menjadi pertanyaan, mengapa ada uang sejumlah tersebut hanya sekedar mendaftar pada organisasi kepemudaan, apalagi dikaitkan sebagai sayap organisasi parpol. Di mana Kondisi menuju Pemilu 2024, setiap parpol dan organisasi underbownya nampak sedang berusaha memperkuat diri, termasuk dalam hal aspek finansial," katanya. Sehingga adanya biaya Rp150 juta sebagai persyaratan bertarung di Musda ke IX AMPI Sulsel cukup menarik. Kendati apakah biaya tersebut sudah sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) atau Peraturan Organisasi (PO) AMPI Sulsel. "Jika memang ada, maka hal ini tentu tidak menjadi polemik karena dianggap berdasarkan ketentuan yang ada. Namun jika memang tidak diatur, atau hal ini hanya berdasarkan keputusan panitia saja, tentu ini membutuhkan penjelasan, apalagi jumlahnya relatif cukup besar untuk sekedar sebagai 'uang pendaftaran'," katanya. Tak hanya itu, dengan biaya Rp150 juta tersebut secara tidak langsung menegaskan bahwa calon pemimpin AMPI Sulsel harus memiliki kekuatan materil. Sehingga dianggap penting untuk memastikan alasan pemanfaatan kekuatan materi tersebut, dengan tujuan tidak menjadi polemik. "Jadi menurut saya, jika hal ini tidak terinformasikan secara jelas maka sangat mungkin sejumlah uang tersebut akan dianggap sebagai bagian dari upaya pemenangan kandidat tertentu," tandasnya. Diketahui, sejauh ini ada beberapa bakal calon ketua AMPI Sulsel yang mencuat sejak pendaftaran peserta Musda ke IX, mulai dibuka 21 September 2022. Yakni, Wakil Ketua DPRD Makassar Andi Nurhaldin (anak kandung Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid), Koordinator MD KAHMI Sulsel Muh Natsir, Ketua Sahabat Airlangga Enrekang Muhammad Irpan dan Ketua KNPI Makassar Hasrul Kaharuddin. Teranyar Wakil Sekretaris DPD Golkar Sulsel, Zulham Arief juga dirumorkan bakal ikut andil dalam perebutan pucuk pimpinan AMPI Sulsel. Hanya saja dikonfirmasi terkait itu, menantu Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe ini enggan memberikan jawaban.***

Sumber: