Peta Jalan Dekarbonisasi PT Vale, Ambisi 33 Persen di 2030

Peta Jalan Dekarbonisasi PT Vale, Ambisi 33 Persen di 2030

<!-- wp:paragraph --> <p><strong>DISWAY, Makassar</strong> - PT Vale Indonesia Tbk menyatakan komitmennya untuk menekan 33 persen emisi karbon pada 2030. Ini sejalan dengan visi perusahaan pertambangan nikel tersebut untuk menjadi perusahaan yang netral karbon pada 2050.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Presiden Direktur PT Vale Febriany Eddy mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya akan terus berkomitmen untuk menerapkan good mining practice alias praktik penambangan berkelanjutan. Salah satunya dengan upaya menjaga lingkungan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>" Vale berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 33 persen di 2030 dan menjadi netral karbon pada 2050," kata Febriany<br>dalam sambutannya di Forum Keberlanjutan 'Dekarbonisasi untuk Masa Depan Berkelanjutan' yang berlangsung di Hotel Claro Makassar, Selasa, 22 Maret 2022.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Diketahui, awal 2020 perusahaan berkode emiten INCO ini meraih penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Proper Hijau merupakan program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Selain itu, dia mengungkapkan bahwa dengan naiknya harga batu bara dan minyak mentah dunia turut berimbas bagi operasional perusahaan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Maka diakui Febriany Eddy, pihaknya saat ini tengah melakukan kontrol secara ketat untuk melakukan efisiensi kebutuhan energi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Di mana perusahaan tambang nikel ini memiliki tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Antaranya PLTA Larona, Balambano, dan Karebbe yang berfungsi sebagai pamasok tenaga listrik untuk mengoperasikan furnace (tanur peleburan dan pengolahan bijih nikel) di pusat pengolahan (process plant) di Sorowako.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Kemudian untuk sumber tenaganya, PLTA mendapatkan dari tiga danau yang berada di Luwu Timur, yakni Matano, Mahalona, dan Towuti yang mengalirkan air melalui Sungai Larona menuju turbin.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sedangkan untuk mengontrol level air Danau Matano, diatur melalui pintu-pintu air Petea. Bangunan ini terdiri atas enam set pintu air yang dioperasikan secara manual berdasarkan kondisi level Danau Matano dan Towuti.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Di sisi lain, ketiga PLTA juga berfungsi sebagai bangunan pengendali banjir melalui sistem kontrol di pintu-pintu air tersebut. Hal itu diketahui bila curah hujan tinggi, debit air sungai dapat meluap dan dapat berdampak pada pemilik area pertanian di daerah hulu.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>" 90 persen dari kebutuhan energi kami dipasok dari PLTA," tandasnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Tak hanya itu, upaya lain PT Vale menekan untuk emisi karbon dengan cara membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 500 MW yang akan mengaliri listrik ke&nbsp;smelter&nbsp;feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah, kapasitas 72.000 ton. Hanya saja PT Vale masih berkoordinasi dengan SKK migas terkait pasokan gas alam cair (LNG).</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menyebutkan, pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan harus dikebut jangka waktu 2021-2030 untuk mencapai target bauran energi terbarukan. Serta mencapai puncak emisi di sektor kelistrikan sebelum 2030.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Pada peta jalan transisi energi 2021-2030, pemerintah menitikberatkan pada pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan yang mencapai 20,9 gigawatt, sementara target PLTS atap 3,6 gigawatt. Pembangunan PLTS akan masif pada 2031-2050 total 279,2 gigawatt.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Selain itu, setidaknya perlu peningkatan 14 kali lipat dari jumlah kapasitas energi terbarukan pada 2020, dengan sekitar 117 gigawatt dari PLTS dan 23 gigawatt dari pembangkit energi terbarukan lain.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>“Indonesia harus menangkap kesempatan saat teknologi dan biaya baterai makin turun. Indonesia punya potensi yang bisa memenuhi kebutuhan dekarbonisasi energi pada 2050,” kata Fabby. ***<br>&nbsp;</p> <!-- /wp:paragraph -->

Sumber: