Takalar Zero Stunting Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Takalar Zero Stunting Butuh Kolaborasi Semua Pihak

<!-- wp:paragraph --> <p>diswaysulsel.com, TAKALAR -- Desa Kalukubodo mendapatkan penghargaan atas capaiannya sebagai desa zero stunting pertama di Kabupaten Takalar. Diumkan saat Rembuk stunting aksi ke tiga di Baruga I Manindori, Kantor Bupati Takalar, Selasa (22/3/2022).</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Takalar, Irma Andriani mengapresiasi pencapaian Desa Kalukubodo. Sekaligus berharap desa dan kelurahan lain dapat mengikuti prestasi tersebut.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Irma juga mengevaluasi capaian pencegahan stunting Kabupaten Takalar. Ia menekankan evaluasi menyeluruh khususnya pada desa yang berkali-kali menjadi lokus pencegahan stunting. Namun hingga saat ini masih belum keluar dari zona siaga stunting.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Seperti Desa Aeng Batu-Batu dan Desa Bontokadatto itu sudah dua tiga kali menjadi lokus pencegahan stunting. Namun masih belum bisa keluar dari desa siaga stunting. Ini yang harus kita ketahui penyebabnya," kata Irma.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Komunikasi hingga ke desa-desa dan Posyandu, lanjut dia, harus diperkuat. Agar tidak terjadi kesalahan persepsi antara data dari pusat dan data dari daerah. Untuk mewujudkan kabupaten Takalar zero stunting.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Ini akan menjadi evaluasi besar-besaran bagi kita dalam mewujudkan zero stunting. Penanganan dan pencegahan stunting tidak bisa dilakukan sendiri tetapi harus berkolaborasi dengan semua stakeholder. Karena ini menyangkut masa depan bangsa," tutup Irma.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sekda Takalar, Muh Hasbi yang membuka rembuk stunting menyampaikan, rembuk itu bertujuan agar tercapai kesepakatan terkait metode yang akan dilakukan. Sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi dan kesalahan data antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Karena terjadi miss antara data pemerintah pusat dan pemerintah daerah maka inilah tujuan kita melakukan rembuk stunting hari ini. Selama ini data kita berdasarkan by name by adress, sedangkan pusat berdasarkan sampling. Inilah yang menjadi masalah," kata Hasbi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Salah satu contoh perbedaan yang membuat data pusat dan daerah yakni data sampling yang digunakan pusat sebagai acuan sedangkan daerah menggunakan data real berdasarkan kondisi lapangan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Kita mengevaluasi apa yang menjadi masalah. Jika kita miss karena perbedaan alat ukur, maka desa bisa menganggarkan untuk pengadaan alat timbang sesuai standar pusat agar datanya sama. Jika masih tidak dilaksanakan maka ini akan menjadi bahan evaluasi untuk anggaran dana desanya," tegas Hasbi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Rembuk stunting yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Takalar disertai dengan pernyataan komitmen pelaksanaan percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Takalar yang turut ditanda tangani oleh Kapolres Takalar AKBP Gotham Hidayat dan Dandim 1426/Takalar Letkol Czi Catur Witanto.</p> <!-- /wp:paragraph -->

Sumber: