PLTS Lae-lae Bantu Nelayan Awetkan Hasil Laut
<strong>DISWAYSULSEL.COM, MAKASSAR</strong> - Sebagai Kampung Nelayan, kebutuhan warga akan adanya cold storage sangat penting. Sebab, dengan adanya fasilitas penyimpanan, akan sangat membantu daya tahan hasil laut hasil tangkapan nelayan. Namun, ketersediaan cold storage juga tentu butuh dukungan tenaga listrik. Berangkat dari hal tersebut, Pemkot Makassar menggandeng LPPM ITB menghadirkan <a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya">Pembangkit Listrik Tenaga Surya</a> (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan listrik warga nelayan. Ketua Pelaksana Program Pengabdian Masyarakat (PPM) ITB Lily Tambunan mengatakan, hal ini adalah bentuk keseriusan masyarakat Lae-lae, dalam mengembangkan wisata kuliner di <a href="https://diswaysulsel.com/listrik-24-jam-dorong-kemajuan-ekonomi-di-pulau-laelae/">Pulau Lae-lae</a>. "Mereka membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), untuk memenuhi kebutuhan listrik ke freezer penyimpanan ikan milik nelayan," ujarnya Kamis 20 Oktober 2022. Adapun, kapasitas penampung daya PLTS miliki masyarakat Pulau Lae-lae ini, mampu menampung sampai 3800 Watt. Sedangkan kemampuan inventernya sampai 850W. "Dengan kapasitas sebesar itu, PLTS ini mampu menghidupkan freezer penampung hasil tangkapan nelayan Lae-lae selama 1x24 jam," tuturnya. Dalam prosesnya, lanjut Lily, masyarakat Lae-lae tidak kehilangan akal, dalam menghadapi musim penghujan untuk memenuhi kebutuhan listriknya. "Mereka mengakali dengan cara menggunakan aki, untuk menyuplai listrik ke inverter rendah, yang prosesnya sama dengan UPS," jelasnya. Sementara manfaat PLTS untuk menyuplai listrik ke freezer penyimpanan ikan, imbuh Lily, tentu sangat berdampak positif dalam menjaga kualitas hasil laut agar tetap segar. Padahal, kata Lily, sebelumnya banyak masyarakat luar pulau yang ingin menikmati seafood di Pulau Lae-lae. Namun belakangan terkendala dengan kualitas hasil tangkapan. "Alhamdulillah dengan adanya PLTS, nelayan saat ini bisa menjaga kualitas hasil tangkapannya. Yaitu dengan memasukkannya ke freezer yang listriknya disuplai oleh PLTS," ucapnya. Lily berharap, kedepan Pulau Lae-lae yang populer dengan kawasan pasir putihnya, nantinya akan ada rumah makan yang mirip dengan rumah makan di kawasan Jimbaran, Bali. "Jadi kita berharap kita di sini bisa memiliki rumah makan yang mirip di Jimbaran, Bali. Tinggal ditaruh meja panjang, lampu-lampu agar lebih estetik," paparnya. <h3>Tuai Dukungan OPD Terkait</h3> Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Makassar Muhammad Reza menambahkan, inovasi Energi Baru Terbarukan (EBT) ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat. "Apalagi fenomena yang dihadapi di sini, yaitu belum adanya listrik yang paten dari PLN," ungkapnya. Di lain sisi, Reza melihat kebutuhan pangan di Pulau Lae-lae juga dapat tertanggulangi dengan adanya PLTS ini. Ia menyebut, kedepan pihaknya akan mencoba membuat budidaya sayur dengan teknik Hidroponik. "Kebutuhan pangan segarnya itu masih kurang, utamanya sayur. Saya tanya sayurnya ambil dari mana, harus dari kota. Makanya saya tergerak di sini nanti kita mencoba, mengajarkan mereka membudidayakan sayur-sayur untuk kebutuhan mereka, dengan menggunakan teknologi hidroponik," jelasnya. Namun lagi-lagi kata Reza, teknologi hidroponik membutuhkan tenaga listrik. "Adanya teknologi ini (PLTS) bisa kita terbantu menjalankan pompa. Itu harus jalan 24 jam. Kalau teknologi ini jalan di sini, ya Insyaallah kebutuhan sayur-sayur warga sini tercukupi," ucapnya. Lurah Lae-lae Muhammad Said menerangkan, kegiatan Sosialisasi Program Pengabdian Masyarakat Bottom-Up PPMU LPPM ITB 2022, digelar di Gedung Serba Guna Pulau Lae-lae. "Selaku pemerintah di tingkat kelurahan, kami tentu menyambut baik hal baik ini. Kami bersama masyarakat sudah tentu akan mendukung penuh, penyediaan Energi Baru Terbarukan (EBT) pada Kampung Nelayan Pulau Lae-lae, menuju desa wisata mandiri berkelanjutan," tandasnya.<strong>(sky)</strong>
Sumber: