Muhammadiyah Ogah Pileg Berkonsep Proporsional Tertutup

Muhammadiyah Ogah Pileg Berkonsep Proporsional Tertutup

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR</strong> -- Wacana pemilihan legislatif (<a href="https://diswaysulsel.com/ambo-dalle-diisukan-bakal-ramaikan-pileg-sulsel/">Pileg</a>) 2024 dengan konsep <a href="https://nasional.kompas.com/read/2023/01/04/12083831/pimpinan-komisi-ii-nilai-sistem-proporsional-tertutup-disenangi-partai-yang">proporsional tertutup</a> berembus. Hal itu mendapat penolakan dua organisasi berbasis Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU). Ketua Muhammadiyah Sulsel, Prof Ambo Asse tampaknya ogah dengan penerapan konsep proporsional tertutup tersebut. Alasannya, banyak kader Muhammadiyah tersebar di sejumlah partai politik (parpol). Bahkan tidak sedikit menjadi andalan sebagai vote getter (pencari suara) parpol. Menurutnya, penerapan konsep proporsional tertutup itu tentu bakal mempersempit peluang bagi figur eksternal parpol untuk duduk di kursi legislatif. Sebab, penentuan anggota legislatif kewenangan penuh parpol. "Saya kira bagus yang lalu (proporsional terbuka) memilih orang. Kalau tertutup seperti itu, mau-maunya partai yang menentukan (anggota legislatif)," ungkapnya. Terpisah, Ketua NU Sulsel, Hamzah Harun Al Rasyid enggan berkomentar lebih jauh terkait wacana perubahan konsep buat pemilihan umum (pemilu) oleh KPU RI. "Kita patuh saja, menyerahkan ke penyelenggara Pemilu. Karena setiap aturan memiliki kelebihan dan kelemahan," singkat Hamzah. (*) Sebagaimana diketahui, warga Muhammadiyah dan NU di Sulsel cukup kuat dan militan. Serta dua ormas Islam terbesar ini memiliki hubungan emosional dengan sejumlah partai politik. Misalnya PAN lahir dari Muhammadiyah dan PKB berasal NU. Kemudian PPP kadernya rerata berasal dari dua ormas Islam terbesar. Tak hanya itu, beberapa kader Muhammadiyah dan NU juga tersebar di parpol lainnya. &nbsp; Penulis: Akbar NQ

Sumber: