Ada Dugaan Tumbangkan Danny Lewat Kriminalisasi Oleh Oknum Partai Nasdem
<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Mundurnya Wali Kota Makassar Danny Pomanto sebagai kader Partai Nasdem menimbulkan banyak spekulasi publik. Namun, DP akronim nama Danny Pomanto belum secara jelas menjawab penyebab pasti dari sikapnya tersebut. Tapi, Jauh hari sebelum Danny menyatakan sikap untuk mundur, perseteruan antara Danny dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad Ali sempat terjadi. Saat itu Ahmad Ali getol mengomentari soal kecelakaan tarik tambang IKA Unhas Sulsel. Ahmad Ali bahkan mendesak pihak Kepolisian agar juga menjadikan otak atau yang menyuruh acara tersebut terlaksana sebagai tersangka. Pernyataan Ahmad Ali itu disebut mengarah ke DP, sebab DP merupakan Ketua IKA Unhas Sulsel. Sikap Ahmad Ali ini lalu menimbulkan opini publik yang berniat menumbangkan DP dari Kursi kosong satu di Kota Makassar, sebab jika saja DP jadi tersangka dan proses hukum terus berjalan, maka secara otomatis kursi Wali Kota Makassar akan dijabat Fatmawati Rusdi, yang tak lain merupakan Istri dari orang dekat Ahmad Ali, yakni Rusdi Masse. Opini publik tersebut tak sepenuhnya dibantah oleh Analis Politik dari Universitas Pancasakti Sakral Wijaya Saputra, ia mengaku bahwa dugaan indikasi tersebut tak sepenuhnya salah. “Persoalan adanya pendekatan politik di dalam, mungkin saja ia karena tidak bisa dipungkiri bahwa ibu Fatma ini kader tulen dari partai Nasdem, apalagi ketua Nasdem tulen adalah suaminya,” kata Sakral, Rabu, (5/7/2023). “Dimana etisnya ketika walikota mendapati persoalan (hukum), tentunya yang akan naik itu adalah wakil walikota, itu sudah lumrah. Ada indikasi ibu Fatmawati menggantikan pak Danny Pomanto tentu saja itu terjadi jika dalam prosesnya pak walikota Makassar mengalami proses hukum,” Sambungnya. Namun, adanya dugaan upaya tersebut kata Sakral tak bisa dipastikan sepenuhnya. Hanya saja, indikasi adanya upanya untuk menumbangkan DP juga tak sepenuhnya salah. “Itu adalah suatu hal yang tidak bisa kita pastikan, tapi tetap indikasi politik itu akan selalu lari kemana-mana, apalagi sekarang ini kita masuk pada tahun politik,” jelasnya. (fdl)
Sumber: