Ancaman Sudirman di Pilgub
DISWAY, MAKASSAR -- Perseteruan Politik Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman belum berakhir. Tentu ini akan berdampak pada elektoral Andi Sudirman yang bakal maju di Pilgub 2024. Pasalnya Pilgub 2018 Andi Sudirman yang kala itu digandeng oleh Nurdin Abdullah dengan mulus terpilih dan menjadi pemenang. Namun setelah Nurdin ditetapkan oleh KPK dalam kasus OTT, Andi Sudirman justru tidak memberikan rasa simpati, Dia Bahkan tidak memberi ruang terhadap loyalis Nurdin Abdullah di pemerintahan Sulsel. Termasuk menyingkirkan para loyalis NA akronim Nurdin Abdullah yang pernah tergabung dalam Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang dibentuk oleh mantan Bupati Bantaeng itu. Tak bisa dipungkiri kemenangan pasangan NA-Andi Sudirman di Pilgub 2018 silam, tidak terlepas dari peran Nurdin Abdullah yang kala itu elektoralnya meningkat dari kandidat lain. Tentu jika perseteruan ini berlanjut akan berpengaruh terhadap elektoral Andi Sudirman di Pilgub 2024 mendatang. Apalagi NA telah dinyatakan bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin Bandung beberapa waktu lalu. Tentu menjadi ancaman bagi Andi Sudirman karena mantan Gubernur Sulsel ini bisa mengalihkan dukungannya pada kandidat lain di Pilgub nanti. Pengamat pemerintahan STIE Wira Bhakti, Masriadi Patu menilai bahwa peluang Andi Sudirman di Pilgub Sulsel 2024 tergantung pada penilaian masyarakat atas kinerjanya selama menjabat."Saya kira bagaimana masyarakat belajar dari kinerja yang bersangkutan. Jika masyarakat merasa puas tentu masih ada harapan," ujarnya kepada Harian Disway Sulsel (23/8/2023). Faktor penentu lain yang dapat meningkatkan elektoral Andi Sudirman yakni pemilihan pasangan yang tepat bisa sangat menentukan peluang adik Mantan Mentan Andi Amran Sulaiman itu di Pilgub nanti."Dari perspektif lain memang agak sulit. Kecuali dia menemukan pasangan yang bisa seperti pak Nurdin kemarin," tambahnya. Menurut Masriadi, pada Pilgub 2024 nanti, besar kemungkinan suara pemilih akan terpecah. Hal itu disebabkan perseteruan politik antara NA dan Andi Sudirman yang tak kunjung mereda. "Bisa jadi (suara pecah) dan itu kemungkinannya besar. Pasti orang-orang yang sejahtera pada periode Pak Nurdin tentu akan tetap konsisten karena mereka paham betul siapa beliau. Adapun orang-orang yang ditempatkan oleh Sudirman belum tentu setia. Apalagi beliau kan tidak akan lagi menjabat (digantikan Pj)," imbuhnya. Menurut Masriadi, Andi Sudirman tetap memiliki peluang, namun masih sulit dipastikan. "Kalau saya sih, untuk sekarang ini beliau punya peluang. Kecuali ada pilihan lain yang lebih baik. Kita lihat dulu nanti lawannya siapa (di Pilgub 2024)," tandasnya. Sementara, pengamat politik Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto Andi Sudirman tetap mengantongi peluang untuk kontestasi Pilgub. Di luar kemampuan Nurdin Abdullah memobilisasi pilihan masyarakat kepada kandidat lain, Apalagi kata Ali, secara rekam jejak Andi Sudirman tidak cacat, meskipun secara prestasi masih kurang menonjol. "Tapi kadang yang dilihat orang adalah cacat dalam karirnya karena itu bisa menjadi komoditas yang dimainkan oleh lawan politiknya nanti," katanya. Menurut dia kasus yang menjerat NA bisa berpengaruh di mata masyarakat. Apalagi selama ini penerimaan masyarakat ke pejabat dengan label mantan narapidana koruptor terbilang kurang baik. Seperti Nurdin Halid yang beberapa kali mengikuti kontestasi Pilgub, namun gagal memenangkan pertarungan."Ini tentunya juga akan menimpa NA, masyarakat pastinya sudah pandai menilai sehingga NA sudah tidak bisa menggunakan kekuatannya yang dulu sebab sudah rusak karena label mantan koruptor," tambahnya. Pengamat Politik Profetik Institute, Asratillah mengungkapkan saat ini belum dapat diukur pengaruh elektoral NA setelah menjalani masa hukumannya."Kita belum bisa memastikan sampai sejauh mana kasus korupsi yang menimpanya bisa meggerus pengaruh elektoral yang dimiliki," ujarnya. Namun, kata dia, NA pasti akan menggerakan loyalis dan jaringan politiknya kembali pada Pilgub nanti. NA dan ASS sementara ini agak sulit untuk berada dalam satu gerbong politik, keduanya berpotensi menjadi rival. "Jika keduanya menjadi rival, maka tim dan relawan yang memenangkan pasangan NA-ASS akan terpecah. Jika terpecah maka kemungkinan besar pak NA akan mengarahkan gerbongnya ke figur selain ASS," bebernya. Sebelumnya, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menanggapi dirinya akan kembali maju di Pilgub. Meskipun dia mengaku masih fokus diakhir masa jabatan, namun dibeberapa kesempatan dia telah memberikan sinyal bertarung di 2024 nanti. "Jadi prinsipnya adalah kalau ada pejabat menjabat lima tahun, perbaiki aja pekerjaannya. Saya rasa kampanye terbaik adalah kampanye lima tahun itu, saya pikir seperti itu," ungkapnya belum lama ini.(TIM)
Sumber: