Niat Perbaiki Mutu Pendidikan dan SDM, Doktor Pattaufi Bidik Disdikbud Jeneponto

Niat Perbaiki Mutu Pendidikan dan SDM, Doktor Pattaufi Bidik Disdikbud Jeneponto

<strong>diswaysulsel.com, JENEPONTO </strong>- Berbicara pendidikan, tak heran jika Dr. Pattaufi, S.Pd.,M.Si, melirik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Pasalnya, dosen berlatar belakang S3 ini, selain kesibukannya seorang pendidik kurang lebih 20 tahun di Universitas Negeri Makassar (UNM), juga menjabat sebagai kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pendidikan LP2M UNM. Lalu, apa yang mendorong putra asli daerah Butta Turatea ini kembali berkiprah di tanah kelahirannya di Jeneponto. Menyoal pendidikan dan SDM, Sang Doktor mengaku telah banyak membaca di media bahwa mutu pendidikan di Kabupaten Jeneponto rupanya masih jauh tertinggal dibanding daerah lain. Sang Doktor meyebut, Jeneponto berada di urutan ke 23 disusul Kabupaten Pangkep dari sejumlah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. "Bayangkan, satu ji daerah di bawah kita yaitu Pangkep. Artinya, pendidikan kita di Jeneponto jauh tertinggal," beber Sang Doktor kepada media, Jumat (8/9/2023). Katanya, Pangkep wajar karena secara geografis berada di daerah Kepulauan sehingga sulit terjangkau dari fasilitas sarana dan prasarana pendidikan patut dimaklumi. "Nah itu yang menjadi kegelisahan bagi saya sebagai putra daerah, saya selaku pendidik merasa terpanggil dari dulu. Niat saya ingin memperbaiki mutu pendidikan dan SDM di daerah yang kita banggakan ini," harapannya. Upaya ini, tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, bagi Sang Doktor hanya butuh waktu satu tahun untuk membawa Dinas Pendidikan Jeneponto keluar dari ketertinggalan. Pertama, langkah cepat yang ia harus lakukan mengidentifikasi sekolah-sekolah yang masih nilai B dan C. Kemudian, memanggil setiap sekolah untuk membina bagaimana cara membuat pengajuan akreditasi. "Insya Allah, kalau saya diberikan amanah dan kesempatan menjabat di Dinas Pendidikan Jeneponto, Hakkul yakin satu tahun saya menjabat saya yakin ada perubahan," tegasnya Perubahan itu bagaimana mendorong mutu pendidikan, kompetensi/kemanpuan guru dan menggenjot SMD. "Untuk menggengjot SDM ini tentu kita harus tahu apa yang dibutuhkan si A dan si B," tambahnya. Selain itu, bagaimana melakukan sebuah kegiatan. Misal, kegiatan bagi guru-guru, harus mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh guru. Tentunya dengan melakukan analisis kebutuhan karena yang terjadi selama ini tidak melalui analisis kebutuhan. "Makanya 8 tahun terakhir itu, saya setiap tahun melaksanakan kegiatan kadang 3 hingga 4 kali pertemuan dalam setahun hanya melatih guru-guru dan penelitian bersama guru-guru di Jeneponto," ungkapnya. Bukan berarti bahwa Dinas Pendidikan Jeneponto tidak melakukan berbagai kegiatan, hanya saja kata Sang Doktor belum sesuai dengan teori yang dajarkannya.. Kedepan, Dr. Pattaufi ingin mengidentifikasi semua sekolah SD dan SMP untuk akreditasi A. Sebab, kriteria suatu pendidikan dari suatu daerah dilihat dari Standar Nasional pendidikan yang indikatornya ada 8 (delapan), salah satu diantaranya, standar sarana dan prasarana, standar isi, standar proses serta standar pendidik dan tenaga kependidikan. "Inilah yang saya mau identifikasi dalam waktu dekat untuk meningkatkan semua sekolah SD dan SMP menjadi akreditasi A, nah kalau nilai A itu bisa naik kita punya ranking di bidang pendidikan," tukasnya. "Saya yakin kalau semua sekolah di Jeneponto pada umumnya mendapat akreditasi A otomatis naik kita punya rangking," sambunnya. (Syamsir)

Sumber: