PRJ Ungkap Kekayaan Budaya, Ekonomi dan Lingkungan dalam Arunika Barang Lompo

PRJ Ungkap Kekayaan Budaya, Ekonomi dan Lingkungan dalam Arunika Barang Lompo

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Pekan Raya Jurnalistik, sebuah kegiatan tahunan yang dinantikan oleh seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, telah menjadi simbol keberagaman budaya, semangat persatuan, senioritas, solidaritas, loyalitas, dan kreativitas. Kegiatan yang di gelar selama 4-6 Desember 2023, menghadirkan berbagai kegiatan meriah hingga tradisional memenuhi panggung pentas yang di gelar di halaman Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Kegiatan ini dirangkaikan dengan milad jurusan jurnalistik. Tentunya, ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya kita, ekspresi seni, dan kejurnalistikan yang dirangkaikan dengan pameran foto jurnalistik. Artikel ini akan mengupas keindahan dan makna di balik perayaan Pekan Raya Jurnalistik (PRJ) serta tema yang diangkat semenjak tiga tahun terakhir. Di tahun 2021, Pekan Raya Jurnalistik Mengangkat tema "Ecological Justice (Peduli Lingkungan)" dalam Pekan Raya Jurnalistik 2021 menjadi sebuah langkah maju dalam kesadaran lingkungan, dengan tujuan memperlihatkan realitas kerusakan alam dan ketimpangan yang seringkali terabaikan, serta mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat. Pada tahun 2022, tema "Efflorescence (Mekar dan Berkembang)" merupakan upaya untuk memberdayakan serta memberikan wadah bagi anak-anak yang terkena dampak ketimpangan sosial. Di masa sekarang, anak-anak seharusnya menikmati masa sekolah dan bermain, namun sayangnya, beberapa mengalami kesulitan seperti menjadi gelandangan, pengamen, atau terlibat dalam kriminalitas. Hal ini menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat yang masih menghargai nilai-nilai sosial. Melalui tema "Efflorescence," diharapkan dapat mengurangi dampak ketimpangan sosial pada anak usia dini dan menjadi titik balik dalam kepedulian masyarakat sekitar. <img class="aligncenter size-full wp-image-22977" src="https://diswaysulsel.com/wp-content/uploads/2023/12/WhatsApp-Image-2023-12-06-at-18.38.08-1-jpeg.webp" alt="" width="768" "512" /> Tahun ini, Pekan Raya Jurnalistik (PRJ) mengangkat tema "Arunika Barang Lompo," di mana segala aktivitas kehidupan masyarakat di Pulau Barang Lompo dimulai sejak terbitnya matahari. Tema ini dipilih karena segala aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya menjadi fokus utama dalam menggambarkan serta mengeksplorasi seluruh kehidupan di pulau tersebut. Pulau Barang Lompo sebelumnya dikenal memiliki penghasilan yang rendah, dan melalui pemanfaatan sumber daya alam serta ekspor tradisi seperti Taripang ke berbagai daerah, terjadi peningkatan daya tarik dan kemajuan signifikan dalam sektor ekonomi. Lebih dari itu, keindahan hayati di Pulau Barang Lompo menjadi daya tarik khusus yang dapat dikenal secara luas oleh masyarakat. PRJ bukan semata hiburan, melainkan usaha memperkuat rasa persatuan, persaudaraan, dan solidaritas di tengah keberagaman yang kaya. Ini bukan hanya pesta dan hiburan, tetapi juga ajang edukasi lintas budaya, berbagi pengetahuan tentang dunia kejurnalistikan. Tema yang diangkat tidak hanya menarik tapi juga menyentuh isu-isu sosial, lingkungan, keberagaman hayati, dan sumber daya alam Indonesia. PRJ mampu menggugah berbagai lapisan masyarakat untuk berubah sedikit demi sedikit. PRJ tahun ini menyajikan beragam kegiatan selama tiga hari yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan peran jurnalis dalam menjaga ekosistem laut, khususnya di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Pada acara ini, parkiran belakang Fakultas Dakwah dan Komunikasi dihiasi oleh pameran foto yang memukau, sementara mahasiswa jurnalistik berpartisipasi dalam pelelangan foto. Lomba foto dengan hadiah menarik turut diadakan sebagai bagian dari PRJ, memberikan motivasi ekstra bagi para peserta. Dialog yang mendalam mengenai peran jurnalis dalam menjaga ekosistem laut juga menjadi fokus utama, memperkaya pemahaman semua yang hadir dalam kegiatan tersebut. Bedah karya dari foto yang dipamerkan memberikan wawasan mendalam, sementara pemutaran film dokumenter mengenai Pulau Barrang Lompo menjadi pengalaman yang mendalam dan informatif. Sharing session terkait film dokumenter tersebut menghadirkan diskusi menarik, sedangkan panggung ekspresi memberikan ruang bagi masyarakat jurnalistik untuk berpartisipasi aktif. Menariknya, PRJ tahun ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah apresiasi jurnalistik, tetapi juga dirangkaikan dengan perayaan milad Jurnalistik yang ke-18 tahun. Hal ini menunjukkan komitmen dalam menghargai perjalanan dan kontribusi jurnalis. Acara ini dihadiri oleh pembicara-pembicara, antara lain, wartawan dari mongabay.co.id Wahyu Chandra, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar Didit Hariyadi, Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel) Al Amin, Pewarta foto Radar Selatan Ismail Amin, dan Dosen FDK UIN Alauddin Makassar Hartina Sanusi. PRJ tahun ini menggambarkan komitmen terhadap pengembangan jurnalistik dan kesadaran lingkungan, memperkuat ikatan antara jurnalis, mahasiswa, dan masyarakat. Dengan menghadirkan berbagai kegiatan menarik, acara ini berhasil menciptakan platform yang informatif dan inspiratif. Salah satu daya tarik utama Pekan Raya adalah keberagaman tenan penjualan yang disediakan, mulai dari kuliner dan minuman, penjual buku, hingga kerajinan tangan, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi pengunjung. PRJ juga menjadi momentum penting bagi sektor ekonomi, di mana pelaku usaha lokal dan UMKM memiliki kesempatan untuk mempromosikan produk dan jasa mereka kepada pengunjung. Hal ini berpotensi memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal serta memberikan insentif bagi pelaku usaha kecil untuk terus berkembang. <strong>Penulis</strong>: Antik Puspita Sari, Mahasiswi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin Makassar.

Sumber: