Profil Orang Terkaya di Indonesia, Punya Harta Rp 744 Triliun

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Profil Hartono bersaudara, R. Budi Hartono dan Michael Hartono memperoleh sebagian besar kekayaannya selain Djarum investasinya ada di Bank Central Asia (BCA). Harta kekayaan Hartono bersaudara mencapai 48 miliar dolar atau setara Rp 744 Triliun (kurs Rp15.529 per dolar AS). Keluarga Hartono membeli saham BCA, setelah keluarga kaya lainnya, keluarga Salim, kehilangan kendali atas bank tersebut selama krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998. Robert dan Michael adalah pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd menguasai 51 persen saham BCA. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Robert Budi Hartono Oei Hwie Tjhong merupakan adik Michael Bambang Hartono atau Oei Hwie Siang, usia keduanya tak terpaut jauh. Budi Hartono lahir di Semarang, 28 April 1941, sedangkan Michael Bambang Hartono di Kudus, Jawa Tengah pada 2 Oktober 1939. Keduanya dikenal sebagai pemilik perusahaan rokok kretek Indonesia yaitu Djarum. Selain itu, Akar kekayaan keluarga mereka berasal dari pembuat rokok kretek Djarum, yang dimulai oleh ayah mereka Oei Wie Gwan. Keluarga mereka juga mendirikan perusahaan elektronik pada tahun 1975 dengan nama populer Polytron Perusahaan itu diberi nama PT Hartono Istana Teknologi atau lebih dikenal dengan nama Polytron. Mulanya didirikan di Kudus, Jawa Tengah dengan nama PT Indonesian Electronic & Engineering. Perusahaan Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Pada 18 September 1976, nama perusahaan diubah menjadi PT Hartono Istana Electronic, dan dimerger dan menjadi PT Hartono Istana Teknologi. Kakak beradik ini mendaftarkan Global Digital Niaga, induk dari raksasa e-commerce Blibli, yang mengumpulkan dana sebesar Rp8 triliun (510 juta dolar) dalam IPO terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2022. Almarhum ayah mereka, Oei Wie Gwan, mengakuisisi perusahaan rokok yang bangkrut pada tahun 1950, dan kemudian menamainya Djarum yang diambil dari nama jarum gramofon. Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Global Digital Prima Ventures (GDP Ventures), Global Digital Niaga (Blibli.com), mereka juga membeli Kaskus, situs Indonesia yang paling populer. Berawal dari Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek Djarum yang ternyata sukses di pasaran. Pada tahun 1963, pabrik perusahaan Djarum terbakar dan perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak stabil. Oei meninggal tak lama kemudian. <div class="text-center"> <div class="row"> Setelah Oei Wie Gwan meninggal, Robert bersama kakaknya Michael Bambang Hartono, melanjutkan usaha tersebut. Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Di tangan dua bersaudara Hartono tersebut, Djarum bertumbuh menjadi perusahaan raksasa. Djarum saat ini memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Serikat. Di Indonesia, produksi Djarum mencapai 48 miliar batang pertahun atau 20 persen dari total produksi nasional.[butuh rujukan] Seiring dengan pertumbuhannya. Perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Pada tahun 2009, Djarum bersama dengan rokok kretek lain dilarang di Amerika Serikat. Hal ini terjadi akibat telah diluncurkannya Dos Hermanos, sebuah cerutu premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia. Wajar bila forbes menempatkan Hartono bersaudara sebagai orang terkaya nomor 1 di Indonesia dengan harta mencapai 48 miliar dolar atau setara Rp 744 Triliun. </div> </div>
Sumber: