Perebutkan Piala Kemenpora, Atlet Tapak Suci Jeneponto Sobek Juara 1 di Kajurnas Pencak Silat, Boyong 7 Medali

Perebutkan Piala Kemenpora, Atlet Tapak Suci Jeneponto Sobek Juara 1 di Kajurnas Pencak Silat, Boyong 7 Medali

<strong>diswaysulsel.com, JENEPONTO </strong>- Atlet Tapak Suci Muhammadiyah Kabupaten Jeneponto sukses membawa nama baik dan mengharukan daerah yang berjuluk Bumi Turatea diajang Kejujuran Nasional (Kajurnas) Pencak Silat Championship II di Gor Sudiang Makassar, Minggu (31/12/2023). 17 atlet Putra dan Putri terbaik Tapak Suci Muhamadiyah yang diikutkan bertanding mewakili Jeneponto melawan pencak silat terhebat di seluruh Indonesia berhasil memboyong 7 medali emas, 4 perunggu dan 6 perak dalam memperebutkan piala Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora-RI). 17 atlet Tapak Suci terbaik Muhamadiyah asal Jeneponto tersebut dikawal oleh 3 orang pelatih, yaitu. Muh Andhy Syam, Hasmunir dan Hidayatul Mukarrimah. Salah seorang pelatih Tapak Suci Muhamadiyah Jeneponto, Muh. Andhy Syam mengatakan, Kejurnas pencak silat Championship II ini, diikuti kurang lebih 2000 (dua ribu) peserta diberbagai provinsi. Diantaranya, IPSI Kota Bao-Bao, TSPM Sebatik Nunukang Kalimantan Utara, Tapak Suci Luwu, Merpati Putih, PSHT, PSHBM dan IKA SPI. "Dan alhamdulillah, selama tiga hari kita bertanding di Gor Sudiang Makassar mulai dari tanggal 29, 30 dan 31, atlet pencak silat kita berhasil menyobek juara 1," ucap Andhy kepada Disway, Senin (01/12/2024). Ia menyebut, untuk atlet kategori usia dini meraih juara 1 dengan 3 medali emas, untuk kategori pra remaja juga menyobek juara 1 dengan meraih 1 medali emas dan 3 perunggu. Untuk kategori remaja juga juara 1 dengan meraih 2 medali emas, 2 perunggu dan 4 perak dan kemudian kategori dewasa juga mendapat juara 1 dengan meraih 1 medali emas dan 1 perak. Anak dari pasangan suami/istri, Syamsir dengan Suamiati ini mengatakan, keberhasilannya membawa nama baik Kabupaten Jeneponto tidak lepas dari kerja keras ketiga orang pelatih Pencak Silat Tapak Suci Muhamadiyah Jeneponto dan kekompakan atlet. "Medali emas yang kita raih ini bukan terbuat dari emas, melainkan terbuat dari air mata, rasa sakit, kesabaran, perjuangan dan do'a dari masyarakat Jeneponto," ucap Putera kelahiran Tamanroya, 18 September 2001 silam. Meski mendulang prestasi total 17 hadiah, sapaan Andhy ini tak berhenti dalam meniti bakatnya sebagai atlet pencak silat. Pihaknya tetap mempersiapkan diri hingga ke tingkat internasional. "InsyaAllah, kami tetap optimis," kata Andhy terlihat semangat. Olehnya itu, Andhy berharap agar kedepannya kegiatan-kegiatan seperti ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto demi kelancaran dan kesuksesan para atlet Putra dan Putri dalam membudayakan pencak silat seni bela diri. Paling tidak, tutur Andhy, bentuk partisipasi dan support dari pemerintah daerah. "Jauh sebelum bertanding, kami jalankan proposal untuk permohonan bantuan dana tapi hanya beberapa orang yang ikut berpatisipasi, itupun tidak sampai dua jutaan dari rincian dana yang kami butuhkan kurang lebih Rp.8 juta," sebutnya. "Alhmdulilah, kemarin itu H. Muh. Arifin Nur secara pribadi juga berpartisipasi dan beberapa orang masyarakat Jeneponto yang memberikan donasi," sambungnya. (Syamsir)

Sumber: