Puluhan Kontraktor Diduga Terkena Tipu BKAD Bone
<strong>diswaysulselcom, BONE </strong>- Puluhan Kontraktor Bone harus gigit jari diakhir tahun 2023. Dikarenakan pencairan akhir dana proyek tak bisa dicairkan. Bahkan para kontraktor merasa ditipu oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Bone. Pasalnya telah merealisasikan semua berkas pencairan hingga terbit SP2D namun faktanya di bank tak bisa dicairkan karena kas untuk pemerintah kabupaten Bone kosong. Beberapa kalangan menilai jika kekisruhan pencairan dana proyek kontraktor Bone disebabkan sebuah kelalaian yang dilakukan oleh pengelola keuangan daerah dikarenakan tidak transparan dalam mengalokasikan anggaran. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu rekanan yang namanya minta diinisialkan FN, bahwa kelemahan dari pihak keuangan kabupaten Bone ini tidak transparan dalam artian tidak mau mengakui secaravtegas jika kondisi keuangan dalam keadaan amburadul . "Seharusnya mereka itu ( keuangan ) berterus kepada kami ini kontraktor jika kondisi keuangan saat ini lagi nihil dan. Kami sepertinya Istilah anak muda sekarang adalah di PHP oleh mereka, karena dia tahu. Kas daerah kosong tetapi semua berkas pencairan kami di proses hingga terbit SP2D yang artinya dananya itu siap tapi sesampainya di bank malah katanya tidak ada duit nya ,ini kan sebuah penipuan sama halnya pemerintah daerah itu memberi kami cek kosong," jelasnya. Kemarahan para kontraktor tersebut cukup beralasan pasalnya semua kontraktor yang sudah mengantongi SP2D harus mengantri hingga larut malam namun hasilnya mereka harus pulang dengan tangan kosong disebabkan kas kosong. "Seharusnya ,penentu kebijakan dikeuangan Pemda Bone menyampaikan sebelum kekami ini kobtraktor terkait masalah kondisi keuangan daerah tentunya mungkin kami akan sedikit mentolerir walaupun kami ini sangat membutuhkan karena masih mempunyai tanggunga jawab yg harus diselesaikan seperti membayar gaji tukang dan material barang yang kami pakai , ini sama saja mereka sebagai inginmembodohi kami dengan menerbitkan SP2 D tapi uangnya kosong , ini menipu kami," tegas salah satu kontraktor yang ditemui Disway disaat melakukkan aksi di kantor DPRD Bone. Eko Wahyudi ,sebagainketua Aliansi kontraktor Bone menilai tidak adal alasan pemerintah daerah mengalami kekosongan anggaran dikarenakan SP2 D kami sudah diterbitkan semua . " Saat ini mungkin kondisi keuangan memang lagi susah tetapi kami tidak maubtahu soal otundilarenakanerwka juga tidak mau terus dengan kami seharusnya dari awal Meral itu menyampaikan jika kaa lagi kosong , dimana -manan suatu daerah jika SP2 D. sudah diterbitkan itu artinya siap.untjk dicairkan dan dana itu juga siap ,jelasnya . Bahkan ,Eko mengancam akan menyegel. kantor BKAD Bone jika waktu yang dijanjikan oleh PLT .kelala bagian BKAD. tidak mampu membayarkan semua hingga akhir Januari 2024 ini . Disisi lain salah satu pengamat kebijakan daerah yang cukup paham dengan kondisi keuangan daerah Bone ,Budiman , menilai jika hal ini sudah bisa masuk kategori kelalaian dan akan berdampak fatal kedepan jika tidak segara dilakukakan perbaikan pola keuangan daerah . " Seperti contoh kemarin saja Pemda menjanjikan akan menyelesaikan semua kewajibannya kepada kontraktor yang nilainya .encalai Rp.65 milyar dari dana DAU yang baru masuk tanggal 02 /01 kemarin ,pertanyaannya , Danan DAU. itu sebean rnya yg termkriem untuk pengalokasian anggaran untuk apa ,apakah nanti tidak akan berdampak ketinlNgan keuangan yang jauh lebih larah dr pada saat ini .Jelasnya. Jika DAU itu yang akan dipakai untuk membayar padahal nota benenya DAU itu Disebut untuk mabayar gaji ASN dan PPPK l. " Secara teori mungkinmemamng bias diatur dengan anggaran lainnya tetapi apakah nanti tidak kebingungan lagi untuk mengganti kekurangan anggaran pembayaran gaji ASN dan PPPK yang sudah diambil sebahagian utk dibayarkan ke kontraktor , dulu pernah disampaikan katanya akan menarik dana modal penyertaan dibank untuk dipakai membayar kontraktor tapi kunjung cair ke. Memang tidak bisa dan sekarang Pemkab Bone melorok danan Dau yg baru masuk," pungkas Budiman. (Subaer)
Sumber: