Makassar New Port Potong Biaya Logistik dan Dwelling Time
<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Kehadiran Makassar New Port (MNP) akan memotong biaya logistik angkutan barang di Kota Daeng hingga 14 persen. "Dan sekarang biaya logistik kita sudah turun kurang lebih 14 persen sudah turun banyak tetapi masih sedikit lebih tinggi dari negara negara lain, ini menjadi PR kita bersama," ujar Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meresmikan MNP, Kamis 22 Februari 2024. Selain itu dweeling time (waktu mulai dari petikemas dibongkar dan diangkat dari kapal sampai meninggalkan terminal) yang biasanya membutuhkan 5-7 hari kini bisa dibawah tiga hari. "7 hari barang barang yang datang turun dari kapal dan diangkut keluar ini tidak efisien sekarang rerata dibawah 3 hari semuanya," imbuhnya. Dermaga MNP Tahap IA, IB dan IC yang diresmikan tersebut memiliki panjang total 1.280 meter dan dibangun PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo di atas lahan seluas 52 hektare. Presiden Jokowi menerangkan MNP merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priuk dengan kedalaman 16 Meter dan termasuk Pelabuhan terdalam yang sangat baik untuk bersandarnya kapal-kapal besar yang mengangkut kontainer. Kehadiran pelabuhan baru di Makassar dengan kapasitas total saat ini 2,5 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit) peti kemas juga menjadi angin segar bagi perusahaan pelayaran. Karena dengan kedalaman yang dimiliki yakni -16 meter LWS (Low Water Springs), dermaga MNP sudah bisa disandari kapal berukuran besar generasi post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri. "Makassar New Port yang lama itu kapasitasnya 750 ribu TEUs (twenty-foot equivalent unit) per tahun dan sekarang 2.5juta TEUs per tahun, ini lompatan yang sangat tinggi sekali. Kita lihat nanti bagaimana progres perkembangan pelabuhan ini yang akan menjadi pelabuhan besar di Indonesia Bagian Timur yang diharapkan bisa mengefisiensikan biaya-biaya logistik di tanah air kita, " tambah Presiden Jokowi. Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, sesuai arahan Presiden Republik Indonesia 3 tahun yang lalu, bahwa kekuatan pelabuhan BUMN harus disatukan untuk menjadi pemain global, meningkatkan efisiensi, dan mendorong penurunan biaya logistik nasional. Karena itu, dengan di awali pengkonsolidasian Pelindo l, ll, III, dan IV menjadi Pelindo, pelabuhan di Indonesia kini menjadi salah satu dari 20 pelabuhan terbaik dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara. "Kita sudah meningkatkan kecepatan bongkar muat peti kemas pelabuhan di Indonesia, yang tadinya rata-rata 20 box (per crane per jam) menjadi 34 box (per crane per jam), yang membuat waktu sandar kapal turun dari sebelumnya rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam, artinya ini percepatan yang luar biasa. Kami juga terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring sistem pelabuhan yang terintegrasi," jelas Erick. Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR menghadirkan 3 pelabuhan internasional dengan mengintegrasikan infrastruktur di sekitarnya dan mengintegrasikan beberapa kawasan industri untuk menjadi bagian dari ekosistem pelabuhan. Oleh karena itu, hadirnya Makassar New Port menjadi sangat penting dimana sebagai gerbang dunia untuk Kawasan Indonesia Timur. "Kita terus konsolidasikan dari segi keuangan Alhamdulillah (Pelindo) saat ini profit Rp3.9 triliun dan investasi MNP ini mandiri dari Pelindo sendiri senilai Rp5,4 triliun dan terus bertahap sampai Rpl 0 triliun," tambah Erick. Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, Arif Suhartono mengatakan bahwa pihaknya menghadirkan Proyek Strategis Nasional (PSN) MNP guna mendukung upaya pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah timur Indonesia. Pembangunan MNP Tahap IA, I B, dan 1C ini menyerap investasi senilai Rp5,4 triliun dan masih berlanjut dengan pengadaan peralatan bongkar muat, penambahan fasilitas dan pengembangan MNP Tahap I D yang akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan dan pasar dengan anggaran investasi hingga Rp10 triliun. Adapun fasilitas yang ada di mega proyek MNP saat ini yaitu 6 unit Container Crane (CC), 16 unit Rubber Tyred Gantry (RTG), 2 unit Reach Stacker (RS), 15 unit Terminal Tractor, 1 unit Forklift 2 ton dan 392 unit Reefer Plug. Keseluruhan alat telah mendukung program green port atau terelektrifikasi telah menggunakan listrik. (Fath)
Sumber: