Program Longwis Langkah Praktis Kurangi Produksi Karbon
<strong>DISWAYSULSEL.COM, MAKASSAR</strong> - Professor of departement Architectural Engineering, Pennsylvania State University, Prof Wangda Zuo, PhD menyebut, Lorong Wisata (Longwis) merupakan langkah praktis yang mampu mengurangi produksi karbon di Kota Makassar. <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Itu diutarakan Prof Wangda ketika memberikan paparan materinya via daring dihadapan peserta Rakorsus Makassar 2024 yang mengangkat tema Low Carbon dengan Metaverse di Four Points, beberapa waktu lalu.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Longwis yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto ini tengah menjadi perhatian dunia. Menurut Prof Wangda pemanfaatan ruang terbuka hijau di Makassar dapat menghemat produksi CO2 setiap tahunnya.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">“Untuk menangani masalah karbon baik secara langsung maupun tidak langsung salah satunya dengan penggunaan mega solar. Disini kita bisa lihat area dimana bisa diberdayakan di Makassar yang akan memberikan dampak pengurangan CO2 yang sangat besar seperti hadirnya Lorong Wisata,” ucapnya.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Kata Prof Wangda Zou, Makassar Smart City yang menciptakan Lorong Wisata bisa menjadi pioneer sebagai salah satu kota maju di Asia Tenggara.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Longwis ini memanfaatkan energi terbarukan, penyediaan pangan secara mandiri yang pasa akhirnya bisa meningkatkan mitigasi dan berkontribusi pada ketahanan pangan.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Dia juga menjelaskan Kota zero Karbon adalah kota yang mampu mengurangi karbonnya menjadi target zero dengan menggunakan sumber energi terbarukan.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Mengurangi semua jenis emisi karbon melalui perancangan perkotaan yang efisien, penggunaan teknologi, dan perubahan gaya hidup serta menyeimbangkan penggunaan emisi melalui penyerapan karbon.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">“Kota Makassar dapat melakukan itu dengan inovasinya. Karena 33 persen karbon berasal dari pemukiman penduduk. Transportasi menyumbang 26 persen,” sebutnya.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Terwujudnya Makassar menuju Kota Zero karbon ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pemangku kepentingan.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Dia berharap inovasi Longwis kedepannya dapat menjadi percontohan bagi kota lain yang ingin mengikuti langkah kota Makassar yang berkomitmen untuk mengurangi karbon dengan cara-cara yang berkelanjutan.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">Kota Makassar sendiri saat ini sudah menerapkan penggunaan solar panel di sekolah-sekolah sebagai langkah awal menuju Low Carbon City. Tahap awal diterapkan di SMPN 6 Kota Makassar.</p> </div> <div dir="auto" align="left"> <p dir="ltr">“Kita uji coba di SMPN 6 saat ini. Ini bentuk komitmen kita menghemat energi,” tukas Danny.</p> </div>
Sumber: