Modifikasi Cuaca, Strategi BMKG Minimalisir Cuaca Ekstrem Selama Lebaran
<strong>diswaysulsel, Jakarta, FMB9 -</strong> Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan saat ini BMKG sedang menerapkan sistem standby on call untuk modifikasi cuaca di beberapa wilayah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem. Tujuannya agar wilayah tersebut tetap aman dan nyaman untuk dilalui para pemudik lebaran. “Ada beberapa wilayah yang istilahnya masuk kategori dilindungi. Untuk wilayah-wilayah seperti itu kita siapkan pelayanan modifikasi cuaca dengan sistem standby on call,” ujarnya Guswanto dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema ‘Lebaran Aman, Mudik Ceria Penuh Makna’, Senin (1/4). Pasalnya, berdasarkan prakiraan BMKG, sepekan sebelum lebaran yakni pada 3-9 April, beberapa wilayah di Indonesia masih didominasi hujan ringan hingga sedang. Khusus untuk wilayah yang akan diguyur hujan sedang diprediksi dapat menimbulkan cuaca ekstrem. “Daerah yang diprediksi berpotensi hujan sedang, ada di Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua,” tuturnya. Selain wilayah-wilayah yang akan dilewati hujan sedang, BMKG juga memberikan perhatian khusus untuk wilayah-wilayah yang rawan bencana khususnya banjir. Seperti yang terjadi di Semarang, Demak, Kudus, Pati, hingga Rembang. “Khusus untuk Semarang dan wilayah-wilayah rawan banjir di sepanjang Pantura, modifikasi cuaca malah masih berlangsung hingga sekarang. Jadi kita modifikasi cuaca menggunakan NaCl. Sebelum awan hujan itu sampai di wilayah Semarang, maka itu hujan dijatuhkan di daerah yang tidak menyebabkan banjir,” jelasnya. Modifikasi cuaca saat ini juga masih berlangsung di Jawa Barat karena masuk pada kategori wilayah rawan banjir. Menurut BMKG, wilayah tersebut berpotensi banjir banyak dilewati potongan-potongan sungai. Jika intensitas hujan dibiarkan ekstrem akan berpotensi banjir. <strong>Waspada Gelombang Laut</strong> Tidak hanya potensi hujan, BMKG juga meminta masyarakat untuk mewaspadai gelombang laut yang diperkirakan mencapai 1,5-2,5 meter yang didominasi di Samudra Hindia bagian Selatan. Sehingga untuk pemudik yang menggunakan jalur laut seperti Selat Sunda, Pelabuhan Merak, Ketapang dan Gilimanuk juga harus waspada. Saat ini BMKG terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan beberapa lembaga termasuk Polri untuk menyiapkan antisipasi naiknya gelombang laut akibat cuaca ekstrem. “Dari BMKG terus berkoordinasi dan memberikan early warning agar para lembaga yang berkaitan juga menyiapkan early action,” tegasnya. BMKG juga berharap, early action itu juga harus disiapkan oleh para pemudik agar masyarakat bisa mudik lebaran dengan aman dan nyaman. Pemudik diimbau harus memeriksa kelayakan kendaraan pribadi yang akan dipakai untuk mudik. Salah satu komponen paling penting adalah wiper untuk mengantisipasi kaburnya jarak pandang akibat hujan. Masyarakat juga diminta untuk update info seputar cuaca yang dikeluarkan BMKG. Menurut Guswanto, saat ini sudah banyak media yang dapat diakses para pemudik untuk meng-update info cuaca, seperti aplikasi BMKG, media informasi baik media online, televisi, maupun radio, serta media sosial resmi BMKG. “Kita akan terus update kondisi cuaca. Bahkan kalau di aplikasi itu, bisa dicari tahu apakah wilayah ini akan dilalui hujan atau tidak dalam 3 jam ke depan,” tutupnya. <strong>Penulis: Andi Irfan</strong>
Sumber: