Tiga Longwis di Makassar Akan Terima Kucuran Dana dari Amerika

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Sebanyak tiga Lorong Wisata (Longwis) di Kota Makassar akan mendapatkan kucuran dana untuk lokasi penelitian yang bersumber dari Departemen Luar Negeri Amerika. Satu Longwis di Kecamatan Tamalate dan dua lainnya di Kecamatan Tamalanrea. Ketiga Longwis tersebut, Longwis Kelompok Kallang Bayang Kelurahan Tanjung Merdeka di Kecamatan Tamalate. Serta Longwis Kelompok Mattoanging 3 Kelurahan Bira dan Longwis kelompok Familia Farm Kelurahan Buntusu. Keduanya berada di Kecamatan Tamalanrea. Longwis tersebut menjadi lokasi penelitian yang dijalankan beberapa mitra strategis Pemerintah Kota Makassar, antara lain tim Ilmuan Amerika Serikat dari Collorado University dan Penstate University di bawah organisasi National Science Foundation (NSF). Selain itu, juga bekerja sama dengan kampus ternama di Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Insititut Tenologi Bandung (ITB), Univeristas Hasanuddin (Unhas). Peneliti asal ITB, Donny Koerniawan mengatakan, lorong-lorong di Makassar yang terpilih akan disulap menjadi lorong pintar alias smart alley dengan menerapkan teknologi artificial intelegent (AI). Teknologi ini untuk pengembangan program urban farming di Makassar. "Dari gang kampung menjadi green alley, dan ditingkatkan menjadi smart alley. Nanti juga akan menjadi tourism alley," ucapnya saat menjadi narasumber Kuliah Publik Pusat Studi Energi Univeristas Gadjah Mada bersama Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto, Selasa (14/5/2024) kemarin. Danny Pomanto mendukung penuh program ini. Menurutnya, hasil riset tentang program lorong wisata akan digunakan untuk menghitung kontribusi longwis dalam menekan emisi karbon. "Di Makassar sederhana yang kita buat. Pertama itu lorong-lorong wisata, sebuah ruang kecil yang namanya sel kota, dan semua perilaku low carbon, semua prinsip-prinsip low carbon ada di situ," ujar Danny. Persoalan emisi karbon kata Danny, bisa diselesaikan dengan mulai mengubah prilaku hidup. Salah satunya dengan urban farming yang dilakukan di Longwis. "Perilaku manusia harus diubah agar bisa berkontribusi untuk mewujudkan kota rendah karbon," tuturnya. (Josh/C)
Sumber: