Dispus Ciptakan Perpustakaan Modern di Longwis
<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Dinas Perpustakaan (Dispus) Kota Makassar terus melakukan upaya untuk meningkatkan minat baca di Lorong Wisata (Longwis). Upaya yang dilakukan dengan menghadirkan perpustakaan mini kafe dan mini museum yang ada di ruang baca Kecamatan Panakkukang, Baruga Paropi, jl Paropo 2 No 38 kota Makassar. Kepala Perpustakaan Mini Cafe, Yahya Syamsuddin mengatakan, perpustakaan tersebut 2 lantai. Ada ruang baca dan mini cafe. “Didesain mini bar kafe dan mini museum yang dilengkapi buku buku daerah Makassar untuk lantai satu, dan layanan pertemuan serta area baca anak di lantai 2 nya,” katanya, Minggu, (14/7/2024). Selain dimanfaatkan sebagai tempat membaca, pengunjung juga bisa menjadikan tempat nongkrong karena dilengkapi WiF. “Ada WiFi dari jam 12 siang sampai jam 12 malam. Di sini biasa juga ditempati nonton bareng (Nobar),” terang Yahya. Tak hanya itu, perpustakaan binaan Dispus Makassar tersebut menyediakan pernak pernik atau Merchandise khas Kampung Paropo kepada pengunjung yang dapat dibeli sebagai souvenir. “Seperti gantungan kunci dan ada juga baju kaos, sudah banyak yang berkunjung kesini untuk belajar sejarah termasuk ada dari rombongan Papua,” kata Yahya. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa dalam pembangunan perpustakaan yang berkonsep mini cafe tersebut dibantu oleh pemerintah setempat. “Alhamdulillah, perpustakaan umum kami disupport oleh Camat dan Lurah dan menjadikan lorong kami lorong wisata (Longwis) budaya,"ucapnya. Dia berharap bahwa pemerintah setempat terus membantu untuk kembangkan perpustakaan tersebut dan perhatikan keberlanjutannya. "Untuk operasional perpustakaan kami juga terbantu dari hasil Kafe dan pernak pernik yang kami jual namun kami tetap berharap ada dukungan pemerintah untuk membantu pengembangan dan keberlanjutan perpustakaan kami,” harap Yahya. Sementara itu, Pustakawan Dispus Kota Makassar, Tulus Wulan Juni, sangat mengapresiasi kreativitas tenaga perpustakaan untuk menghadirkan layanan perpustakaan yang menarik dan nyaman untuk warga di lorong wisata. “Ini keren konsepnya dan saya tidak menyangka banyak sekali perubahan di Perpustakaan Umum Kecamatan Panakkukang ditengah banyak keterbatasan yang dialami oleh Perpustakaan,” katanya. Dia juga menyemangati para pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan, karena menurutnya perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tapi sebagai wadah kreativitas masyarakat. “Terus semangat dan terus ditingkatkan karena perpustakaan tidak hanya tempat membaca saja tetapi tempat rekreasi/ wisata, tempat ngumpul yang positif, wadah kreativitas masyarakat dan membangun jiwa kemandirian,” terang Tulus. (Jun/C)
Sumber: