UMI Diduga Afiliasi dengan Organisasi Zionis

UMI Diduga Afiliasi dengan Organisasi Zionis

<strong>DISWAY, MAKASSAR -</strong> Universitas Muslim Indonesia (UMI) diterpa isu tidak sedap. Kampus Islam tertua di Indonesia Timur ini, diduga berafiliasi dengan organisasi yang memiliki hubungan langsung dengan Zionis Israel. Hubungan ini, menjadi sorotan karena aksi keji Israel yang melakukan pembantaian terhadap ratusan ribu warga Palestina beberapa bulan terakhir ini. Hal ini diungkapkan oleh salah satu tokoh agama dan akademisi yakni Ustadz Fahmi Salim (UFS). Ia menyebut UMI Makassar berafiliasi agen Zionis Israel dari organisasi American Jewish Committee (AJC). Dalam unggahannya di platform sosial media X, UFS menyebut beberapa lembaga yang bekerjasama dengan AJC salah satunya, UMI Makassar. "Saya sangat menyesalkan fakta jaringan yang digarap agen zionis AJC Ari Gordon ini juga menyasar banyak lembaga, kampus dan ormas Islam tak terkecuali Muhammadiyah, Al-Khairaat dan UMI Makassar. Bersyukurlah jaringan ini terbongkar dengan kepergian 5 anak muda ke Israel (Israel)," tulisnya. Diketahui, AJC sempat mengikuti program dari Leimana Institute yang bekerja sama dengan kampus UMI bertajuk Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB). Tujuan kegiatan ini untuk memfasilitasi kerja sama lintas budaya dalam menghadapi tantangan global. PBNU pun sempat mengeluarkan surat instruksi yang memperkuat larangan kerja sama dengan lembaga yang berafiliasi dengan Israel tersebut. Surat ini, bernomor 2020/PB.03/A.1.03.08/99/07/2024. Menanggapi hal ini, Wakil Rektor IV UMI, Ishaq Shamad membantah perihal kerjasama UMI dengan Leimena Institut yang dituduh ingin membentuk opini positif terhadap Israel. UMI dalam berbagai keterangan menegaskan bahwa, bermitra dengan Leimena Institute hanya pada persoalan membangun pemahaman lintas budaya. "Sebagai perguruan tinggi yang bercirikan lembaga Pendidikan dan dakwah, UMI tentunya memegang semangat Islam Wasathiyah yang mengandung makna memegang teguh akidah dan senantiasa menghargai perbedaan atau toleransi dalam konteks membangun Bangsa Indonesia," ujarnya kepada Harian Disway Sulsel melalui keterangan tertulis, Selasa 23 Juli 2024. Ditegaskan, UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah konsisten sangat mendukung, berjuang, dan mendoakan kemerdekaan Palestina. Tahun ini, Yayasan Wakaf UMI telah mencanangkan untuk menerima mahasiswa baru dari warga Palestina dengan beasiswa full dari YW UMI Terkait adanya pemberitaan akhir-akhir ini, yang salah satunya menyebutkan Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dikait-kaitkan dengan lembaga yang bekerjasama dengan Institut Leimena yang dianggap pro Israel, adalah tidak benar. Bahkan, kata Ishaq pihaknya terus konsisten berdiri bersama Palestina. Solidaritas UMI terhadap Palestina nampak dalam berbagai bentuk misalnya memberikan bantuan kemanusiaan senilai Rp2 Miliar pada 9 November 2023 lalu yang diterima langsung oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Dr. Zuhair. Kemudian melalui event internal maupun eksternal kampus, hingga Fakultas seperti kedokteran yang sampai saat ini masih menggalang dana untuk Palestina dan membuat petisi solidaritas untuk Palestina. "Pada kegiatan eksternal, UMI juga tampil dengan membawa isu perdamaian untuk Palestina. Ini terlihat saat pimpinan UMI mengikuti Semiloka Moderasi beragama dan Penandatanganan MoU yang digelar oleh Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama di Jakarta 17- 19 Juli 2024," bebernya. (FATH/D)

Sumber: