Cegah Kecacingan dan Stunting, Dosen FKM UMI Edukasi Siswa Lewat Permainan Interaktif
<strong>diswaysulsel.com, PANGKEP </strong>- Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lebih pendek dibandingkan anak seusianya, dan memiliki berbagai penyebab kompleks seperti pola makan, pola asuh, status sosial-ekonomi, serta penyakit infeksi seperti diare dan kecacingan yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Untuk meningkatkan pemahaman siswa SD tentang stunting dan cara pencegahannya, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI), Arman dan Halida Thamrin, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di SD 13 Padanglampe, Kabupaten Pangkep, pada 11 September 2024. Edukasi ini ditujukan kepada siswa kelas IV dengan metode yang menarik dan interaktif, termasuk melalui permainan ular tangga yang dirancang khusus untuk menyampaikan pesan kesehatan. <img class="aligncenter size-full wp-image-36655" src="https://diswaysulsel.com/wp-content/uploads/2024/10/WhatsApp-Image-2024-10-01-at-19.27.12-2-jpeg-e1727782809699.webp" alt="" width="827" "449" /> Arman, yang bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa sebelum sesi edukasi dimulai, dilakukan pretest untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai personal hygiene dan pencegahan kecacingan serta stunting. Setelah itu, edukasi dilakukan melalui presentasi interaktif di dalam kelas, diikuti oleh sesi permainan peran (role play) menggunakan permainan ular tangga. "Saat bermain ular tangga, siswa terlihat sangat antusias karena semua terlibat dalam proses pembelajaran sambil bermain,” kata Arman. Permainan ular tangga ini dilakukan dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Permainan menggunakan papan berukuran 3 x 4 meter yang sudah diberi pesan-pesan kesehatan terkait pencegahan stunting dan kecacingan. Setiap kelompok bergantian bermain, dan pesan kesehatan disampaikan setiap kali siswa melangkah dalam permainan. Setelah permainan selesai, posttest dilakukan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa. Kepala UPTD SD 13 Padanglampe, Jaenuddin menyambut positif kegiatan ini. "Anak-anak sangat antusias karena mereka belajar sambil bermain. Biasanya, metode pembelajaran di kelas lebih konvensional. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan di masa mendatang," ujarnya. (*)
Sumber: