Pendatang Baru Bersinar di Pilkada, Efek Politik Uang?

Pendatang Baru Bersinar di Pilkada, Efek Politik Uang?

Ilustrasi Politik Uang memuluskan langkah beberapa paslon di Pilkada--Harian Disway Sulsel - Anton--

MAKASSAR, DISWAYSULSEL - Hasil sementara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di Sulawesi Selatan (Sulsel) di luar prediksi banyak orang. Sebab pasangan calon yang digadang-gadang bakal terpilih dengan pengalaman dan gagasan yang dipunya, disalip pendatang baru. Itu terpotret di beberapa Kabupaten/Kota.

Misalnya di Gowa, Amir Uskara yang pernah duduk di DPRD Kabupaten hingga DPR RI, tumbang di tangan Husniah Talenrang. Pasangan nomor urut 1, Amir Uskara – Irmawati (Aurama) hanya memperoleh persentase suara sebanyak 46,98 persen versi quick count Jaringan Suara Indonesia (JSI).

Sementara pasangan nomor urut 2, Sitti Husniah Talenrang dan Darmawangsyah Muin (Hati Damai) unggul dengan perolehan suara sebesar 53,02 persen. Hasil itu pun membuat adik Kabaharkam Polri Komjen Pol Mohammad Fadil Imran itu di atas angin.

Begitupun di Enrekang, Mitra Fachruddin yang merupakan mantan anggota DPR RI kalah dari Yusuf Ritangnga sebagai pendatang baru.  Pasangan Yusuf- Andi Tenri Liwang La Tinro  mengklaim kemenangan dengan perolehan suara sebanyak 56,05 persen. Sedangkan, Putera mantan Bupati Enrekang Muslimin Bando, Mitra Fachruddin-Mahmuddin hanya 42,94 persen.

Selanjutnya di Pilkada Sinjai, mantan Wakil Bupati, Andi Kartini Ottong dan mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi, Muzayyin Arif, sama-sama ditumbangkan oleh pendatang baru Ratnawati Arif-Andi Mahyanto Mazda.

Pasangan berakronim RAMAH ini mengklaim kemenangan setelah hasil quick count PT Insert Survei Indonesia menunjukkan pasangan tersebut unggul dengan angka 43,99 persen. Lalu disusul pasangan Muzayyin Arif-Andi Ikhsan Hamis dengan perolehan 30,56 persen, Andi Kartini-Muzakkir dengan suara 22,51 persen, dan Nursanti-Lukman Arsal dengan 3,26 persen.

Bergeser di Kabupten Bone, mantan Sekda Andi Islamuddin yang berpasangan dengan mantan Anggota DPRD Porvinsi Irwandi Natsir, kalah dari pasangan mantan Kadis Pertanian Bone sekaligus adik Mentan Amran Sulaiman, Andi Asman Sulaiman.

Keunggulan adik Mentan ini juga terlihat pada quick count Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel).  Dimana pasangan Andi Sudirman Sulaiman (ASS) – Fatmawati Rusdi dinyatakan unggul versi quick count dari pasangan Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto – Azhar Arsyad.

Padahal, rekam jejak ASS sebagai petahana sudah dianggap kurang bagus memimpin pemerintahan provinsi Sulsel.  Tapi  Pilkada kali ini suara ASS masih saja tinggi.

Lantas, apa yang membuat para tokoh-tokoh yang dianggap mumpuni dapat ditumbangkan oleh pendatang baru atau petahana dengan rekam yang jejak buruk? Apakah ini menandakan masih tingginya pragmatisme masyarakat Sulsel dalam memilih pemimpin?

Pengamat Politik Universitas Bosowa (Unibos), Arif Wicaksono menilai,  sikap pragmatis masyarakat Sulsel dalam memilih pemimpin pada Pilkada ini tentu masih ada. Kendati demikian, dia mengatakan,   Pilkada Serentak 2024 ini jumlah pemilih rasional juga terus meningkat.

“Di sini saya menganggap justru sebaliknya, selain pragmatisme tetap ada tapi masyarakat Sulsel di 24 kabupaten kota sudah semakin melihat rasional siapa saja pemimpin-pemimpinnya,” katanya kepada Harian Disway Sulsel, Kamis, 28 November 2024.

“Kalau yang melihat program (gagasan) tentu ada, tapi kemungkinan tidak sampai 50 persen yang betul-betul memprioritaskan program itu sebagai dasar pilihannya,” sambungnya.

Arif  mengungkapkan, ada beberapa faktor yang kemungkinan besar membuat para tokoh-tokoh berpengalaman tumbang dalam Pilkada Serentak ini. Salah satunya, rendahnya partisipasi pemilih.

Sumber: