“Relawan Dozer itu kan hanya instrumen saja, untuk mensolidkan suara di tingkat bawah. Saya yakin gerbong AAS Building ini tidak hanya memiliki satu, pasti ada instrument-instrument yang lain. Cuma yang terpublikasi itu hanya Dozer,” terang Asratillah.
“Kita tahu dalam politik, justru instrument yang tidak terpublikasi itu yang kerja lebih berdampak di bawah,” tukasnya.
Terpisah dikonfirmasi, Ketua Desk Pilkada Projo Pusat, Roy Septa Abimanyu tidak mengomentari lebih jauh terkait timpangnya perolehan suara Danny Pomanto dengan Andi Sudirman Sulaiman di Pilgub Sulsel.
“Ketua Projo Sulsel saja, yang lebih paham situasi lapangannya,” jawabnya singkat.
Sementara, Ketua Pemenangan Projo Pilkada Sulsel, Setiawan Muchtar mengakui calon gubernur yang didukung relawan Jokowi, Danny Pomanto telah kalah berdasarkan hitung cepat.
“Terkait hasil quick count, kami di Projo sudah melihat hasil yang cukup jauh perbedaan antara paslon nomor 1 dan nomor 2, dan dimenangkan paslon 2. Kami Projo menerima hasil itu, walaupun kita menunggu hasil real count KPU dan mungkin tidak jauh-jauh dari itu juga,” ungkapnya.
“Catatan kami, Pilgub Sulsel cukup aman terkendali. Apresiasi terhadap penyelenggara KPU, Bawaslu, aparat TNI dan Polri yang dapat menjaga kondusifitas selama penyelenggaraan Pilkada,” sambungnya.
Sebelumnya, Panglima Dozer, Rully Rozano mengatakan, setidaknya ada 43 ribu relawan yang tersebar di Sulawesi Selatan menjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Relawan kita di Sulsel sekitar 43 ribu, semua TPS kita isi dengan relawan kita menjadi saksi. Inilah hasilnya atas kerja keras semuanya, partai pengusung, partai pendukung, tim pemenangan. Kita sudah menang sekarang,” kata Rully belum lama ini.
“Harapan kami seperti semboyannya 'Dozer Ratakan', mudah-mudahan di sulsel ini bisa diratakan pembangunannya, bisa diratakan perekonomiannya dan disejahterakan semuanya,” pungkasnya menambahkan.