MAKASSAR, DISWAYSULSEL - Pemungutan Suara Ulang (PSU) pasca Pilkada Serentak 2024 di beberapa daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) menarik perhatian.
Pasalnya, para kandidatnya menunjukkan selisih tipis dalam perolehan suara. Misalnya di Pilkada Jeneponto, pasangan Muhammaf Sarif – Moch. Nur Alim Qalby hanya selisih tipis dengan pasangan Paris Yasir – Islam Iskandar.
Dalam hasil quick count versi Script Survei Indonesia, pasangan Sarif – Qalby unggul tipis dengan angka 42,84 persen. Sementara, pasangan Paris – Islam hanya 40,69 persen.
Sedangkan dari kubu Paris-Islam juga mengklaim bahwa mereka yang unggul tipis berdasarkan hitung manual C-1 dengan jumlah suara 88.582. Sementara, pasangan Sarif-Qalby hanya memperoleh suara 87.748.
Sementara itu, rekapitulasi suara di Butta Turatea menimbulkan polemik. Dikabarkan perhitungan suara di tingkat Kecamatan Kelara sempat memanas akibat adanya dugaan kecurangan yang terjadi di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di kecamatan tersebut.
Dengan adanya hal ini, Pemungutan Suara Ulang (PSU) pun berpotensi dilakukan dan memungkinkan terjadinya perubahan perolehan suara yang hanya selisih tipis antara pasangan Sarif-Qalby dan Paris-Islam.
Koordinator Divisi Teknis Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jeneponto, Arifandi mengungkapkan, proses perhitungan suara di Kecamatan Kelara yang sempat terhenti sudah berjalan dengan lancar.
Dia juga mengatakan, meskipun masih terdapat massa dari kedua paslon yang berkumpul di sekitar lokasi perhitungan suara, namun kondisi dapat dipastikan sudah kondusif.
“Sudah lancar, sudah mulai berjalan kembali (rekapitulasi) dari kemarin. Sebagian massa masih ada di situ, tetap mengawal proses rekapitulasi,” katanya, Selasa, 3 Desember 2024.
Terkait adanya kemungkinan dilakukan PSU di kecamatan tersebut, Arifandi mengatakan pihaknya belum bisa menentukan karena masih dalam proses rekapitulasi suara. Adapun potensi PSU, kata dia, masih menjadi bahan kajian oleh Panwascam dan Bawaslu Jeneponto.
“Belum bisa saya jawab, karena itu kajiannya masih ada di Bawaslu, kita lagi menunggu kajian dari teman-teman Bawaslu,” tutupnya.
Adapun dari tim paslon, Ketua Tim Pemenangan Sarif-Qalby, Baharuddin Hafid mengakui bahwa memang pihaknya menemukan berbagai dugaan kecurangan di tingkat TPS, sehingga akan mengusulkan dilakukannya PSU setelah mengumpulkan bukti-bukti yang kuat.
“Misalnya yang belum bersyarat mendapat KTP tapi sudah dikasih, kemudian ada juga yang NIK KTP-nya terdaftar di Merauke, pokoknya macam-macam lah modusnya. Sementara kami siapkan (bukti-bukti kecurangan),” katanya.
Baharuddin mengatakan, tentu pihaknya akan turun langsung untuk mengawal proses PSU apabila benar dilakukan. Pengawalan PSU, kata dia, akan dilakukan dengan ketat sehingga tidak ada lagi kesalahan-kesalahan yang terjadi di tingkat TPS.
“Pasti kami turunkan semua kekuatan kami, potensi kami untuk mengawal PSU itu. Tidak hanya sekadar mengawal, tapi memastikan orang yang datang tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan pencoblosan dilakukan dengan cara yang tidak adil,” sebut Baharuddin Hafid.