Tolak RUU TNI: Ancaman Demokrasi

Selasa 18-03-2025,11:31 WIB
Editor : Akbar Nur Qadri

DISWAY, SULSEL  -  Makassar siang itu cukup mendung. Namun, asap hitam membubung dari ban-ban bekas yang terbakar di tengah jalan.

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) memenuhi pertigaan Jalan A.P Pettarani dan Hertasning, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 17 Maret 2025.

Dengan lantang, mereka meneriakkan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Di antara massa aksi, spanduk besar bertuliskan 'Tolak RUU TNI: Ancaman Demokrasi' berkibar. Wajah-wajah penuh semangat, beberapa di antaranya memegang poster bertuliskan protes terhadap pemerintah dan DPR RI yang tengah membahas RUU tersebut.

Mereka menilai bahwa revisi UU TNI tidak hanya cacat substansi, tetapi juga mengancam prinsip demokrasi yang selama ini diperjuangkan. 

Suasana semakin panas ketika mahasiswa menyandera sebuah truk tronton dan menggunakannya sebagai panggung orasi. Lalu lintas pun mengalami kemacetan.

Di atas truk, Respek, Jenderal Lapangan GAM, berbicara dengan suara menggelegar. Menurutnya, revisi ini membuka peluang bagi TNI untuk menduduki jabatan sipil, sesuatu yang ia sebut sebagai bentuk nyata kembalinya dwifungsi TNI. 

"Ironisnya, pembahasan RUU TNI ini dilakukan secara diam-diam. Pada 15 Maret lalu, pemerintah dan DPR menggelar pertemuan di Hotel Fairmont Jakarta. Tidak ada transparansi, tidak ada partisipasi publik. Demokrasi kita sedang diancam!" serunya. 

Di tengah kerumunan, seorang mahasiswa dengan megafon ikut bersuara lantang. Ia menyoroti pernyataan kontroversial Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Maruli Simanjuntak yang menyebut kritik terhadap RUU ini sebagai 'otak kampungan.'

Pernyataan itu, menurut Panglima Besar GAM, Banggulung, bukan hanya merendahkan mahasiswa, tetapi juga rakyat Indonesia yang peduli terhadap demokrasi. 

"Bagaimana mungkin kritik dijawab dengan penghinaan? Kritik kami berbasis teori, analisis, dan pengalaman sejarah. Pernyataan KSAD itu menyakitkan!" tegas Banggulung.

GAM menegaskan  jika tuntutan  tidak diindahkan, gelombang massa yang lebih besar akan kembali turun ke jalan. (*)

Kategori :

Terkait

Selasa 18-03-2025,11:31 WIB

Tolak RUU TNI: Ancaman Demokrasi