DISWAY, SULSEL — Suasana hening menyelimuti Masjid Nurul Iman, Rutan Kelas I Makassar, Sabtu, (12/4).
Sebanyak 80 orang warga binaan mengikuti pelatihan pengurusan jenazah, sebuah kegiatan yang tak hanya sarat keterampilan, tetapi juga menjadi momen refleksi mendalam tentang makna kehidupan dan kematian.
Pelatihan ini merupakan kolaborasi antara Rutan Kelas I Makassar dengan lembaga dakwah, pendidikan, dan sosial Tajdidul Iman, yang diasuh oleh K.H. Sudirman, S.Ag.
Kegiatan ini dirancang untuk membekali warga binaan dengan ilmu fardhu kifayah, sekaligus mengingatkan akan kepastian ajal yang bisa datang kapan saja.
Kepala Rutan Kelas I Makassar, Jayadikusumah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan dedikasi K.H. Sudirman dan timnya dalam menyampaikan materi hingga praktik secara langsung.
“Setiap manusia pasti akan mengalami kematian. Pelatihan ini penting karena belum tentu ada orang lain yang mampu memandikan jenazah keluarga kita. Kita sebagai orang beriman, seharusnya siap dan mampu menjalankan tugas itu,” ujar Jayadi.
Menurutnya, pelatihan ini juga menjadi bagian dari pembinaan spiritual yang tidak hanya bersifat teori, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dan tanggung jawab sosial warga binaan setelah bebas nanti.
Dalam materinya, K.H. Sudirman tidak hanya memandu tata cara pemandian dan pengurusan jenazah secara syariat, tetapi juga menyampaikan pengingat tentang siksa kubur dan kematian sebagai jalan menuju akhir kehidupan dunia.
“Ketika kita mengurus jenazah, kita diingatkan, suatu hari nanti, kita pun akan berada dalam posisi yang sama. Maka perbaikilah diri, karena kematian tidak mengenal waktu,” pesannya dengan suara bergetar.
Antusiasme warga binaan pun terlihat jelas. Mereka menyimak dengan khusyuk, tak sedikit yang menunduk dalam-dalam, tersentuh dengan materi yang disampaikan.
Irwan (37), salah satu warga binaan, mengaku merasakan getaran batin saat terlibat langsung dalam praktik.
“Saya merasa seperti sedang memandikan diri saya sendiri. Ini jadi tamparan, bahwa kita ini cuma menunggu giliran,” ujarnya pelan.
Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Makassar, Angga Satrya berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan bekal keterampilan bagi warga binaan, tetapi juga menggugah kesadaran spiritual.
"Dengan pelatihan ini diharapkan warga binaan dapat memperkuat niat untuk memperbaiki diri, dan kembali ke masyarakat dengan bekal ilmu yang bermanfaat dan semangat hidup baru," ungkapnya. (*)