DISWAY, SULSEL -- Memasuki bulan Mei 2025 ini, hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa Indonesia telah mencatatkan penurunan cadangan devisa sebesar USD 4,6 miliar dibandingkan posisi bulan sebelumnya.
Harus Diwaspadai, Cadangan Devisa Menurun
Sabtu 10-05-2025,19:06 WIB
Editor : Anto Pattah
Secara nominal, angka ini diketahui setara dengan lebih dari Rp 80 triliun. Jumlah tersebut bahkan sebanding dengan anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi prioritas fiskal nasional tahun ini.
“Proporsi pendapatan konsumen yang disimpan pada April 2025 diketahui tercatat sebesar 14,8 persen. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode Maret 2025, yang berjumlah sebesar 13,8 persen,” tulis Laporan BI, dikutip oleh Disway pada Jumat 9 Mei 2025. Sementara itu menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, penurunan ini bukan sekadar fluktuasi biasa, melainkan sinyal serius yang menunjukkan tekanan terhadap fondasi makroekonomi Indonesia yang harus direspons secara strategis dan mendalam oleh otoritas moneter. “Sebagai benteng pertahanan utama dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan persepsi pelaku pasar terhadap kredibilitas kebijakan ekonomi nasional, cadangan devisa yang menurun dalam jumlah signifikan patut dikhawatirkan,” jelas Achmad ketika dihubungi oleh Disway, pada Jumat 9 Mei 2025. Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa benteng pertahanan utama dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan persepsi pelaku pasar terhadap kredibilitas kebijakan ekonomi nasional. Oleh karena itulah, dirinya menilai bahwa cadangan devisa yang menurun dalam jumlah signifikan patut dikhawatirkan.“Cadangan devisa bukan hanya angka di atas kertas, melainkan simbol kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia dan alat intervensi riil bagi stabilitas eksternal,” jelas Achmad.
Kategori :