DISWAY,GOWA----- Pemkab Gowa tak main-main dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem. Menariknya, pengentasan kemiskinan ekstrem itu tak membutuhkan bantuan APBD.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Andy Azis, dalam rapat evaluasi 100 hari kerja kepemimpinan Bupati Husniah Talenrang-Wabup Darmawangsyah Muin di Baruga Karaeng Pattingalloang, Senin (19/5/2025) menyampaikan bahwa seluruh program dalam 100 hari kerja ini dijalankan tanpa menggunakan anggaran APBD. Seperti Gowa Annangkasi, Gowa Masannang. Pun kemiskinan ekstrem.
Kata Sekda, Program dilaksanakan secara sukarela oleh seluruh SKPD, termasuk Bupati dan Wakil Bupati yang menjadi OTA bagi warga miskin ekstrem.
"Ini membuktikan bahwa pemerintah hadir langsung membantu masyarakat. Meskipun tanpa anggaran APBD, hasil yang dicapai cukup signifikan dan bermanfaat langsung," ujar Andy Azis.
Bekas Kadis Koperasi UMKM Kabupaten Gowa itu juga berharap agar program ini dapat berlanjut menjadi kebijakan jangka panjang dan menjadi referensi dalam pembangunan daerah ke depan.
Rapat evaluasi program 100 hari kerja itu dipimpin oleh Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin.
Evaluasi ini menitikberatkan pada capaian dan tindak lanjut program prioritas, khususnya penanggulangan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gowa.
Dalam arahannya, Wabup DM menyampaikan bahwa program bertajuk "Gowa Bersama" harus mampu menjadi langkah awal konkret dalam mengatasi permasalahan sosial, terutama kemiskinan ekstrem.
Kerana itu, DM meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk bekerja secara kolaboratif dan terarah dalam mewujudkan target penurunan angka kemiskinan ekstrem hingga 0 persen.
"Kita harapkan seluruh OPD menjadi Orang Tua Asuh (OTA) bagi warga miskin ekstrem yang datanya telah tervalidasi. Saat turun lapangan bersama Ketua TP PKK, saya masih menemukan rumah warga yang sangat tidak layak huni, seperti di wilayah Mawang dan Bontonompo Selatan. Hal seperti ini harus segera ditangani," tegas DM.
Meskipun saat ini angka kemiskinan di Gowa masih berada di kisaran 17 persen, namun DM optimis, jika sinergi antar OPD berjalan efektif, maka angka tersebut dapat ditekan secara signifikan.
"Kita optimis bisa menurunkan angka ini hingga 9 persen, bahkan kalau bisa sampai 0 persen. Intinya kita ingin warga Gowa bebas dari kategori miskin ekstrem," ujarnya.
Suami Andi Tenri Indah itu juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kerja sebelum mereka menerima bantuan. Menurutnya, penerima bantuan harus dibekali keahlian atau keterampilan yang dapat mendukung kemandirian ekonomi mereka.
"Masyarakat miskin ekstrem perlu diberi pelatihan lebih dulu sebelum menerima bantuan. Ini penting agar mereka tidak bergantung, tapi mampu menciptakan penghasilan secara mandiri. Saya minta Disnaker memberi ruang dan program pelatihan yang sesuai," katanya.
Penguatan program lain dan validasi data selain program pengentasan kemiskinan, DM sapaan akrab Darmawangsyah Muin juga meminta penguatan dan validasi data untuk program strategis lainnya seperti Gowa Bersih, Gowa Cerdas, Gowa Sehat, Gowa Sejahtera dan Gowa Aman.