DISWAY, MAKASSAR — Presiden Indonesia Diaspora Network USA, Butce Lie, memulai rangkaian kunjungan budaya dan promosi internasional di Sulawesi Selatan dengan menapaki jejak sejarah di Taman Prasejarah Leang-Leang, Kabupaten Maros.
Didampingi oleh Dr. Ariella Hana Sinjaya, S.Pd., M.Div., MH, pendiri Yayasan Anak Bangsa Berakhlak Mulia, sebagai sahabat sekaligus fasilitator kunjungan, rombongan kemudian diterima oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan di Gedung Mulo, Makassar, mewakili Pemerintah Provinsi.
Leang-Leang terletak di kawasan karst Maros–Pangkep, sekitar satu jam dari Makassar. Nama “Leang” berarti “gua” dalam bahasa Bugis-Makassar, merujuk pada gua-gua kapur purba yang menyimpan lukisan telapak tangan dan babirusa berusia 40.000–51.000 tahun—diakui sebagai salah satu karya seni tertua di dunia, bahkan telah ada sebelum Masehi.
Selain pemandangan tebing kapur yang megah, kawasan ini juga menjadi saksi budaya Toalean melalui temuan artefak dan sisa manusia purba. Kini, Leang-Leang dikelola sebagai taman arkeologi yang memadukan fungsi edukasi, penelitian, dan pariwisata.
Kunjungan Presiden IDN-LA Butce Lie ke Taman Prasejarah Leang-Leang, Maros,
didampingi Dr. Ariella Hana Sinjaya dan pemandu lokal.
Butce Lie yang telah menetap di Amerika Serikat selama 30 tahun ini menyatakan kekagumannya atas potensi pariwisata dan warisan budaya daerah. “Leang-Leang ini luar biasa, ternyata situs prasejarah berusia lebih dari 50.000 tahun yang menjadi cagar budaya dunia. Sayang sekali saya baru mengenalnya sekarang, padahal lahir di Makassar,” ujarnya.