Mantan Camat Rappocini itu juga menyampaikan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar telah menyiapkan sejumlah agenda lanjutan di Museum Kota Makassar setelah kegiatan pameran ini. Rencana tersebut mencakup kegiatan tematik bulanan yang melibatkan komunitas seni, pelajar, dan pemerhati budaya.
“Kami menjadwalkan kegiatan rutin di museum. Setiap bulan akan ada tema berbeda agar masyarakat selalu memiliki alasan untuk datang dan belajar tentang budaya kita,” ungkapnya.
Terpisah, Crative Advisor dan Manajer Prolog Ecosistem, Abdi Karya mengatakan ada beberapa kegiatan dalam Prolog Festival 2025. Pertama, ada Arsip Skena bertujuan mengedukasi atau inspirasi warga mengenai musik.
"Jadi musik bagi orang Makassar sebenarnya bukan hanya bunyi, bukan hanya alatnya, bukan hanya pertunjukannya tapi hampir semua yang namanya produk kebudayaan bisa dinikmati," ujar Abdi Karya.
"Ada benda-benda yang kita pasang di beberapa titik di Museum ini," tambahnya.
Sehingga, kata Abdi, pihaknya berharap lewat Prolog Fest 2025, kerja sama dengan Pemkot Makassar bisa memberikan ruang dialog budaya di Museum.
Tak hanya untuk orang dewasa, kegiatan ini juga melibatkan anak-anak dalam program bertema ‘For Kids’, yang memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri melalui musik dan seni.
“Kami ingin anak-anak Makassar juga dikenalkan lebih dini pada budaya kotanya,” jelas Abdi.