Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci keberhasilan program ini. “Jakarta adalah barometer nasional. Stabilitas sosial harus dijaga bersama,” ucapnya.
Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, dalam keynote speechnya, menekankan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk membutuhkan pendekatan rekonsiliasi yang sistematis.
Ia menyebut Kampung REDAM sebagai program berbasis HAM yang menempatkan masyarakat sebagai aktor utama pencegahan konflik.
“Konflik lahir dari jurang antara harapan dan kenyataan, sebagaimana disampaikan John Galtung. Tugas kita adalah menjembataninya melalui rekonsiliasi,” tegasnya.
Pencanangan ditutup dengan pembunyian Gong Genta Perdamaian Dunia sebagai simbol dimulainya gerakan rekonsiliasi berbasis komunitas, disusul penyerahan piagam penghargaan kepada Lurah Manggarai sebagai pengelola Kampung REDAM pertama di Indonesia.(*)