DISWAY, SULSEL — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, berbagi pengalaman perjalanan hidupnya, termasuk kisah sukses dan kegagalan, di hadapan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bosowa (Unibos) Makassar.
Kesempatan itu, berlangsung pada kegiatan Stadium General dalam rangka Pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang digelar oleh BEM Fakultas Hukum Unibos di Jl. Urip Sumoharjo Makassar, Jumat (21/11/2025).
Dalam pemaparannya, Munafri menegaskan bahwa dampak dari setiap kegiatan akan sangat menentukan langkah seseorang ke depan. Karena itu, mahasiswa hukum tidak boleh hanya terpaku pada teori.
"Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum, tidak usah terlalu banyak berteori karena semua itu sudah diperoleh dalam kegiatan akademik," ujranya.
"Yang dibutuhkan adalah additional knowledge, tambahan ilmu pengetahuan, sebab lulusan hukum bisa bekerja di mana saja. Dibutuhkan kemampuan tambahan," sambung Appi.
Pada kesempatan ini, Munafri mengatakan ia enggan mencontohkan orang lain ketika berbicara tentang perjalanan karier. Ia lebih memilih memberi contoh perjalanan dirinya sendiri.
Ia menamatkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin pada tahun 1999, tepat setelah masa Reformasi 1998.
"Sampai sekarang, tidak satu kali pun ijazah saya gunakan untuk melamar kerja. Karena sejak awal saya berpikir ingin mencari sesuatu yang klop dengan apa yang saya inginkan, dan saya tidak mau menjadi pegawai," jelasnya.
Sejak semester dua kuliah, Munafri sudah menerapkan kemandirian. Ia membiayai sendiri uang kuliahnya, yang saat itu masih Rp90.000 per semester, dengan bekerja sebagai penyiar radio, MC, hingga reporter. Semua itu dilakoni sampai ia menyelesaikan kuliah.
Setelah lulus, ia mengaku tidak pernah menjalani profesi hukum pada jalur utama seperti jaksa, hakim, atau pengacara. Namun, pengalamannya di dunia radio justru membuka jalan bagi peluang baru.
Appi bercerita bagaimana dirinya bersama teman-temannya pada masa itu memikirkan ide membuka franchise radio anak muda di Makassar, sebuah konsep yang saat itu masih sangat jarang.
"Saya datang bawa ide, merealisasikan ide itu, dan akhirnya saya ditempatkan sebagai penanggung jawab tanpa harus memasukkan CV," tuturnya.
Di usia 22 tahun, ia telah memimpin sebuah stasiun radio anak muda dan berhasil menjadikannya radio dengan jumlah pendengar tertinggi di Makassar.
Dari pengalaman itu, ia menegaskan pentingnya membangun relationship. Menurutnya, kemampuan bergaul adalah hal krusial bagi mahasiswa hukum.
"Kita akan selalu dibutuhkan karena memahami dasar-dasar hukum dari berbagai kegiatan," pesan Appi, sapaan akrabnya.