Ketika Walikota Sibolga Telpon Rektor UMI Minta Bantuan Tim Medis ke Lokasi Bencana

Minggu 07-12-2025,23:55 WIB
Reporter : Muh. Seilessy
Editor : Muh. Seilessy

DISWAY, MAKASSAR —  Pimpinan dan sivitas akademika Universitas Muslim Indonesia (UMI) merespon dampak musibah banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dengan mengirimkan bantuan tenaga medis. 

 

Untuk memastikan situasi terkini pasca bencana khususnya di Sumatera Utara, Rektor UMI Prof Hambali berkomunikasi langsung dengan Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazry via telepon. 

 

Dalam komunikasinya, Akhmad Syukri menyampaikan bahwa pasca bencana melanda 11 hari lalu, sebanyak 51 korban meninggal dunia, 4 korban belum ditemukan karena tertimbun material longsor dan ribuan orang mengungsi.

 

"Korban tertimbun masih terus dilakukan pencarian. Saat ini ada 4.500 sekian orang yang mengungasi di Kota Sibolga. Kota ini nberada di bawah kaki bukit Barisan yang penduduknya memiliki rumah di gunung dan perbukitan. Sampai hari ini juga cuaca masih hujan dan saya update baru-baru ini terjadu banjir lagi," ungkapnya, Minggu 7 Desember 2025.

 

"Kondisi saat ini banyak sakit sehingga membutuhkan tim medis lebih banyak lagi karena salah satu rumah sakit yang kami punya tidak bisa mengcover keseluruhan korban banjir yang saat ini mengungsi," sambung Syukri.

 

Merespon kondisi itu, Prof. Hambali mengatakan bahwa terlepas dari bantuan tenaga medis yang saat ini sudah dikirim, juga akan memetakan kebutuhan skala prioritas para korban untuk kemudian ditindak lanjuti berupa mengirimkan bantuan dalam bentuk donasi. 

 

"Di sana memang sangat membutuhkan dan apabila kita tidak lakulan (bantu) bisa membawa akibat yang lebih fatal lagi. Tadi pak wali kota berterima kasih karena kita sudah turun, berbela sungkawa dan paling tidak turut mendoakan," ujarnya.

 

"Donasi kami dari UMI yang dikoordinir oleh lembaga pengabdian masyarakat akan disampaikan besaran nominalnya tapi audah sumbangkan 60 juta hari ini saya tidak mau menyebut itu karena harua berkonsultasi dengan yayasan sebagai pengambil kebijakan, tapi estimasi kami saya berusaha tidak dibawah itu," tambah Prof. Hambali.

Tags :
Kategori :

Terkait