<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Dampak fenomena El Nino tengah dirasakan oleh Sulawesi Selatan, salah satunya dalam bidang kesehatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) per September 2023 mencapai 182 kasus. Hal ini disebabkan karena salah satu faktor penyakit DBD yakni kekeringan sehingga terjadinya kekurangan air. "Secara ilmiah cuaca itu mempengaruhi lingkungan, jadi kalau kita mau mengatakan apakah DBD ISPA dan diare itu sangat memberikan dampak di El-Nino, contoh kekurangan air bisa berdampak kepada diare," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Sulsel kepada Harian Disway Sulsel belum lama ini. Apalagi cuaca musim kemarau yang menerpa Sulsel saat ini juga berimbas kepada tingginya polusi udara yang turut berkelindan dengan pencemaran air. "Kesadaran masyarakat terkait masalah kebersihan air karena di musim kemarau seperti ini orientasi berpikir kita adalah air," imbuhnya. Menurutnya, populasi kasus DBD yang tinggi menunjukkan daerah tersebut memiliki tempat yang kumuh karena kepadatan penduduk. "Jadi prevalensi orang ini bisa kita lihat kepada jumlah wilayah dimana jumlah lingkungannya yang kumuh, karena DBD kita tidak bisa melakukan penyelidikan epidemiologi lebih tepat karena kadang-kadang disekolah digigit nyamuk pulang kerumah demam, atau bisa jadi ditempat mainnya," jelasnya. "Jadi mesti ditelusuri ini anak mainnya dimana, jadi ada penyelidikan, hasil dari penyelidikan itu nanti kita akan lakukan gelar perkara di puskesmas," sambungnya. Ia menyatakan bahwa penyakit demam berdarah itu bukan perkara baru tapi insiden yang sudah berulangkali terjadi, sehingga upaya mitigasi terus dilakukan mulai dari tingkat puskesmas. "Yang menjadi persoalan kita adalah di dalam proses pelayanan itu sebenarnya yang perlu kita perbaiki bagaimana keterlibatan semua pihak, saya kira di kesehatan akui bersama bahwa titik pelayan itu sudah strategis hampir seluruh lini sudah tersentuh hanya butuh kita bagaimana dukungan semua sektor, terutama pemerintah desa, kecamatan untuk menjadi perhatian utama terhadap kejadian seperti ini," bebernya. <strong>Jumlah Penderita DBD di Sulsel per September 2023</strong> <ol> <li>Bantaeng 7 kasus</li> <li>Barru 0 kasus</li> <li>Bone 5 kasus</li> <li>Bulukumba 8 kasus</li> <li>Enrekang 1 kasus</li> <li>Gowa 4 kasus</li> <li>Jeneponto 7 kasus</li> <li>Luwu 3 kasus</li> <li>Luwu Utara 0 kasus</li> <li>Luwu Timur 8 kasus</li> <li>Maros 11 kasus</li> <li>Pangkep 2 kasus</li> <li>Parepare 5 kasus</li> <li>Pinrang 4 kasus</li> <li>Palopo 8 kasus</li> <li>Selayar 0 kasus</li> <li>Sidrap 4 kasus</li> <li>Sinjai 15 kasus</li> <li>Soppeng 4 kasus</li> <li>Takalar 1 kasus</li> <li>Tana Toraja 42 kasus</li> <li>Makassar 28 kasus</li> <li>Wajo 3 kasus</li> <li>Toraja Utara 12 kasus</li> </ol> <strong>Jumlah total kasus DBD di Sulsel sebanyak 182 kasus.</strong> (Fath)
Masa El Nino, Sulsel Terjangkit 182 Kasus DBD Per September
Selasa 17-10-2023,14:44 WIB
Editor : Muhammad Fadly
Kategori :