Extra Fast

Sabtu 27-01-2024,05:00 WIB
Reporter : Muhammad Fadly
Editor : Muhammad Fadly

<strong>Oleh: Dahlan Iskan</strong> ACARA terakhir di Jakarta Kamis lalu berakhir pukul 21.00 lewat. Tidak ada lagi penerbangan ke Surabaya: jalan darat. Sekalian-kali pertama Jakarta-Surabaya dengan mobil listrik. Hyundai Ioniq 5. Yang kekuatan baterainya Anda sudah tahu: 450 km sekali <em>charging</em>. Maka saya cari tahu di <em>rest area</em> mana saja bisa tambah daya. Saya pernah tahu tapi lupa. Grup WA pemilik mobil listrik pernah bercerita soal itu. Tapi kalau tidak mengalami sendiri segala macam info cepat terlupa. Ini adalah zaman <em>infoflation</em>. Inflasi info. Berita baru sudah digeser oleh yang lebih baru dalam hitungan kecepatan cahaya. Makan malam itu sebenarnya belum selesai. Tapi saya pamit ketika sendok terakhir belum kembali menyentuh piring. Abdullah Azwar Anas, menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, memaklumi kebiasaan saya. Begitu masuk mobil saya melihat indikator baterai: sudah terpakai 17 persen. Masih bisa untuk 380 km. Bisa sampai Pekalongan atau Batang. Tapi anggota grup WA mengingatkan: lebih baik melakukan <em>charging</em> pertama di KM 207A. Berarti sedikit setelah Cirebon. Saya penuhi saran itu. Sebenarnya begitu sampai di KM 207 indikator menampilkan masih bisa untuk 137 km lagi. Ikut yang sudah berpengalaman saja. "Siapa tahu <em>charging</em> berikutnya lagi <em>error</em>," ujar pemberi saran tersebut. Lokasi <em>charging</em>-nya cukup untuk empat mobil. Tapi hanya mobil saya yang haus. Lancar. Mudah. Lewat aplikasi. Semuanya jelas. Berapa bayar, berapa lama, masih berapa menit lagi dan seterusnya. Begitu strum mulai masuk, saya tinggal ke toilet. Lalu melihat-lihat mini market –siapa tahu ada yang bisa dibeli. Tidak. Singkong kukus masih banyak. Itulah sarapan saya hari itu yang karena tidak habis masih bisa dibawa balik ke Surabaya. Kembali ke stasiun <em>charging</em> ternyata sudah terisi 97 persen. Kurang tiga persen lagi. 98. 99. 100. Cepat sekali. Lebih cepat dari yang saya bayangkan. Untuk apa takut Jakarta-Surabaya pakai mobil listrik. Berarti masih harus <em>charging</em> sekali lagi. Sebenarnya rugi cepat-cepat <em>charging</em> di KM 207. Tapi di pengalaman pertama janganlah sembrono. Saya pun isi strum lagi di KM 519. Dekat Sragen. Maunya sampai penuh. Saya urungkan. <em>Charging</em> di KM 519 ini lambat. Begitu bertambah 20 persen saya cabut awal. Saya teliti mesin <em>charging</em> lambat ini: milik Hyundai sendiri. Stasiun <em>charging</em>-nya pun terlalu sederhana. Tidak ada atap. Padahal lagi gerimis. Tidak ada lantai khusus. Lantainya paving yang ada. Hanya untuk dua mobil. Padahal, maksud saya, itu adalah <em>charging</em> kedua dan terakhir. Berarti harus sekali lagi. Tidak mengapa. Sekalian membanding-bandingkan antar stasiun <em>charging</em>. Fajar sudah menyingsing. Stasiun <em>charging</em> berikutnya adalah Saradan. Di rest area KM 626. Di dekat hutan jati. Sepi. Kecil. Tapi tempat <em>charging</em>-nya besar. Lengkap. Mau yang sangat cepat ada. Yang lambat pun ada beberapa: lambat atau lambat sekali. Saya perhatikan siapa pemiliknya: PLN. Berarti yang 207 tadi juga PLN. Strumnya tertulis: 200 kwh. Ada juga tulisan Extra Fast di bagian bawahnya. Sedang yang milik Hyundai tadi mungkin hanya 25 kwh –saya baca semua tulisan di situ tidak ada info soal berapa kwh. Memang banyak informasi di medsos: di <em>rest area</em> mana saja ada stasiun <em>charging</em>. Tapi tidak menjelaskan di mana kecepatannya berapa. Kalau saja yang di KM 519 itu <em>extra fast</em> cukuplah dua kali <em>charging</em>. Hanya kehilangan waktu 20 menit kali dua. Masih ok. Toh bisa dimanfaatkan ke toilet atau minum kopi. Dan lagi hematnya luar biasa. Dua kali <em>charging extra fast</em> itu hanya menghabiskan Rp 120.000 x 2: Rp 240.000. Bandingkan kalau pakai mobil bensin –nonsubsidi– habis Rp 1.200.000. <div id="div-gpt-ad-multibanner1" data-google-query-id="CMaEi87I_oMDFblJnQkdZxsLcQ">Saya tidak akan jera Jakarta-Surabaya pakai mobil listrik. Asal jangan Tesla. Stasiun <em>charging</em> tadi itu tidak ada yang cocok untuk Tesla. Itu seperti <em>charging</em> iPhone dan Android.<strong>(Dahlan Iskan)</strong></div>

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler