diswaysulsel.com, MAKASSAR - Peredaran narkoba di Ajattapareng yang meliputi Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Enrekang cukup mengerikan. Pasalnya peredaran narkoba di daerah tersebut semakin meningkat setiap tahunnya.
Namun kondisi tersebut terkesan diabaikan. Padahal daerah ini punya perwakilan Anggota DPR RI yang duduk di Komisi III, bermitra dengan penegak hukum. Yakni, Legislator dari Partai NasDem, Rusdi Masse Mappasesu (RMS).
Ini berbeda dengan dua Anggota DPR RI dari Dapil II Sulsel yang pernah duduk di Komisi III, Supriansa dan Andi Rio Padjalangi, berasal dari Partai Golkar. Keduanya terlihat cukup vokal terhadap pemberantasan peredaran narkoba di Sulsel pada eranya, di tahun 2019 - 2024.
Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Sulawesi Selatan (Sulsel), Jamil Misbah turut membenarkan betapa masifnya peredaran narkoba khususnya di Wilayah Ajatappareng ini.
"Kan sejak dahulu publik tahu sekitar Ajatappareng itu yang paling tinggi intensitasnya selama ini dan sudah beredar juga ke wilayah lain seperti Bone, akses lewat Kendari dan seterusnya Siwa, masuk di Wajo," ujarnya ketika dihubungi Harian Disway Sulsel.
Apalagi yang menjadi masalah, ia menyebut narkoba di Ajatappareng sebagai kejahatan terputus. Dimana hanya kaki tangannya yang ditangkap dan diadili, akan tetapi otaknya tidak pernah atau jarang tersentuh aparat.
"Inikan kejahatan terputus, yang mana yang diambil adalah kurir dan pemakai itu saja tetapi gembongnya jarang sekali terbongkar," pungkasnya.
Ia turut menyoroti stakeholder yang masih kurang maksimal dalam memberantas peredaran narkoba, termasuk dorongan politik di tingkat DPR RI yang menurutnya hanya bisa berbicara slogan stop narkoba tanpa aksi nyata.
"Kalau hanya sekadar ucapan slogan banyak sekali, tetapi realitas di lapangan susah sekali, kita tidak butuh hanya sekadar slogan tapi tindakan nyata dari semua stakeholder," tegasnya.
"Nah itu mesti ada dorongan politik, andai kata DPRD kabupaten kota itu tidak selesai disitu, karena mata rantainya perintah partai ke pusat, jadi harus dari DPR RI menggaungkannya," tambahnya.
Peredaran narkoba di wilayah Ajatappareng ini pun ikut disoroti oleh tokoh nasional, M. Said Didu. Tak tanggung-tanggung, tokoh kelahiran Pinrang tersebut menyebut ada calon Gubernur yang dimodali oleh Bandar narkoba di Sulsel.
“Saya hanya menghimbau seluruh rakyat Sulsel, kalau Sulsel masih mau selamat dan menghasilkan orang-orang besar seperti Abraham Samad dan lain-lain, maka jangan pilih calon (gubernur) yang dibekingi atau terkait dengan kita kenal sebagai bandar narkoba di Sulsel,” ujar Said Didu pada podcast-nya bersama Abraham Samad.
Dia mengakui, sebagai orang asli Pinrang, masalah besar yang dihadapi oleh provinsi Sulsel adalah peredaran narkoba yang kian marak. Dia menyebut wilayah yang paling tinggi peredarannya adalah di wilayah Ajatappareng, yakni Pinrang, Sidrap, dan Pare-pare.
“Khusus Sulsel, masalah besar yang dihadapi adalah peredaran narkoba dan mungkin yang paling tinggi, daerah saya itu Pinrang, Sidrap, Pare-pare itulah geng peredaran narkoba. Dan keluarga saya banyak sekali yang kena,” terangnya.
Bahkan pada cuitan akun X-nya (Twitter), Said Didu membeberkan bahwa dirinya menjadi saksi mata terdapat satu daerah di Sulsel yang berubah dari lumbung padi menjadi lumbung narkoba. Penyebabnya, kata dia, karena pemilihan pemimpin di daerah tersebut menggunakan politik uang.