DPRD Bahas Banjir di Maros, Patarai Amir: Masyarakat Tidak Butuh Indomie, Tapi Solusi

Anggota Komisi D DPRD Sulawesi Selatan, Andi Patarai Amir. --
Dia menambahakan, wilayah Maros sebagai daerah penhubung antara Kabupeten lain, temasuk poros menuju dan dari Kota Makassar.
"Mana peran anda (pihak berwenang), Maros banjir dampak ke Kota Makassar, Bone, Pangkep. Karena menjadi jalur penghubung," tukasnya.
Sementara dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan - Jeneberang) wilayah Sulsel, diwakili Rahayu ST, MT. Ia menyampaikan mewakili kepala balai karena bertepatan agenda lain.
"Saya mewakili kepala balai. Ada genda lain bersamaan," kata Rahayu, menyebuktan RDP minggu lalu juga tidak hadir kepala Balai.
Kemudian, ia mengakui banjir di Maros pekan lalu, karena kondisi alam. Ketinggian curah hujan tercatat di stasion BMKG, curah hujan mencapai 243 mm, ini sangat kritis 100 tahunan.
"Debit terjadi di daerah Maros, membutuhkan solusi. Kami sudah menyusun penanggulangan bendungan di Bontu Sunggu. Kami sudah melakukan studi soal ini," tandasnya.***
Sumber: