Jelang Musda Golkar Sulsel, Deretan Figur Menguat Gantikan Taufan Pawe

Ilustrasi logo Partai Golkar.--
DISWAY, SULSEL - Menjelang Musyawarah Daerah Partai Golkar Sulawesi Selatan, konstalasi internal beringin mulai memanas. Bahkan aroma perpecahan upaya melengserkan Taufan Pawe sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel semakin menguat.
Apalagi beberapa kader beringin yang punya potensi menggantikan Taufan Pawe sudah muncul kepermukaan. Bahkan memiliki relasi terhadap pemilik suara.
Mereka antaranya, kader-kader Golkar yang dinilai berprestasi pada tahun politik 2024 lalu, baik terpilih menjadi anggota legislatif, kepala daerah, maupun yang cukup banyak memberi pengaruh pada kontestasi tersebut.
Antaranya Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Bupati Barru Andi Ina Kartika Sari, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS) hingga mantan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Dengan bermunculannya nama tersebut dalam perebutan kursi ketua Golkar ini, secara tidak langsung posisi Taufan Pawe untuk menahkodai Golkar Sulsel periode kedua terganggu. Apalagi mantan Wali Kota Pare-pare itu masih berniat maju kembali di Musda Golkar Sulsel.
Ini pun secara tidak langsung menandai ketidakpuasan para kader atas kepemimpinan Taufan Pawe.
Pengamat Politik Profetik Institut, Asratillah menilai, selama kepemimpinan TP menjadi Ketua Golkar Sulsel banyak blunder. Terutama, terkait komunikasi politik jelang Pemilu dan Pilkada kemarin.
“Bahkan di satu daerah ada dua kader Golkar yang coba mengklaim satu rekomendasi, dan yang berposisi sebagai ketua itu gagal mendapat rekomedasi partai. Jadi ada kegamangan komunikasi politik di internal Partai Golkar,” jelasnya, Rabu 5 Maret 2025.
Kemudian catatan lain, lanjut Asratillah, ketidakefektifannya dalam menjadi konsolidator di internal partai Golkar Sulsel. Di mana dalam internal Golkar Sulsel yang punya banyak faksi, TP dinilai tidak dapat menjadikan gesekan antar faksi tersebut lebih produktif.
“Cuma memang di masa Pak TP, konflik antar faksi itu tidak mengarah ke produktifitas politik. Justru menghambat partai Golkar mencapat target-target politiknya terutama di Pileg kemarin,” terangnya.
Apalagi pada Pileg 2024 lalu, Partai Golkar gagal mempertahankan kursi Ketua DPRD Sulsel dan tidak menjadi peraih kursi terbanyak di 24 Kabupaten/Kota. Begitupun di Pilkada, dominasi Golkar menurun.
“Jadi apakah betul dengan banyaknya nama ini sebagai upaya untuk menghalangi karir politik lebih lanjut dari Pak TP di partai Golkar, ya jawabannya iya,” sambung Asratillah.
Menurut dia, nama-nama kader yang muncul belakangan ini secara tidak langsung telah meredupkan nama TP dalam bursa bakal calon Ketua Golkar Sulsel.
“ Saya menduga mungkin nama-nama ini sedang merapikan organisasi pemerintahannya terlebih dahulu. Kalau para kepala daerah ini sudah membenahi struktur birokrasinya, saya pikir mereka akan mengalihkan fokus ke pertarungan politik partai Golkar Sulsel,” tukasnya.
Sumber: