Dorong Ekonomi Baru, Stadion FIFA Untia Jadi Trigger Pembangunan Kota Makassar

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan sejumlah program unggulan yang sedang dipersiapkan Pemerintah Kota Makassar demi menghadirkan ruang publik representatif serta kawasan ekonomi baru. --
DISWAY, SULSEL – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan sejumlah program unggulan yang sedang dipersiapkan Pemerintah Kota Makassar demi menghadirkan ruang publik representatif serta kawasan ekonomi baru.
Salah satunya adalah pembangunan stadion sepak bola berstandar FIFA di kawasan Untia, Kecamatan Biringkanaya.
Munafri menjelaskan, pembangunan stadion ini tidak hanya akan menjawab kebutuhan masyarakat pecinta sepak bola, tetapi juga menjadi pemicu lahirnya kawasan ekonomi baru di Makassar.
"Atmosfer sepak bola di Kota Makassar sangat tinggi," hal itu, ia sampaikan saat membawakan materi pada Placemaking Summit bertema Makassar Placemaking for Academic Network (MAPAN) yang digelar di Kampus Unhas Gowa, Senin (8/9/2025).
Lanjut dia, saat ini Kota Makassar tidak punya stadion berstandar FIFA. Setiap kali ada pertandingan besar, harus ke Kota Parepare, bahkan keluar kota.
"Stadion ini akan menjadi trigger pembangunan kawasan Untia, sekaligus stadion multi-purpose yang bisa dipakai untuk berbagai event olahraga maupun hiburan masyarakat," ujarnya.
Selain stadion, pemerintah juga menargetkan penataan kembali ruang publik ikonik Makassar, yakni Lapangan Karebosi.
Saat ini, kawasan tersebut belum bisa dioptimalkan akibat kendala pembangunan yang bermasalah di masa lalu.
Munafri menegaskan, dalam waktu maksimal dua tahun, Lapangan Karebosi akan kembali difungsikan sebagai ruang publik yang nyaman untuk masyarakat.
"Insya Allah, tidak lebih dari dua tahun Karebosi akan kembali kita hidupkan sebagai pusat aktivitas warga," tuturnya.
"Kami sadar betul ini adalah kebutuhan mendasar kota, sehingga penataan harus dilakukan dengan hati-hati agar memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga estetika kota," tambah Appi.
Di sisi lain, Pemkot Makassar juga memberi perhatian serius terhadap persoalan lingkungan, khususnya masalah sampah. Menurut Munafri, setiap hari Makassar menghasilkan 1.000 hingga 1.200 ton sampah, dengan sekitar 56 persen di antaranya merupakan sampah organik.
Sayangnya, hingga kini sebagian besar masih dibuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa pengelolaan yang maksimal.
Dengan kombinasi program pembangunan stadion berstandar internasional, revitalisasi Karebosi, hingga sistem pengelolaan sampah terpadu, Munafri optimistis wajah Makassar akan semakin kompetitif sebagai kota metropolitan yang sehat, modern, dan berdaya saing.
"Kita ingin membangun sistem pengelolaan lingkungan yang bukan hanya mengurangi beban kota, tapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Ini akan menjadi salah satu agenda penting dalam pembangunan ke depan," tutupnya.(*)
Sumber: