Ambisi Demokrat Duetkan Anies-AHY
<strong>diswaysulsel.com, JAKARTA</strong> — Popularitas Partai Demokrat bisa menjadi daya tawar tinggi untuk sebuah koalisi. Terlebih dengan dukungan dan loyalitas para kadernya, terutama di Pulau Jawa. Catatan positif tersebut sehingga Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dianggap sebagai sosok yang bisa menjadi kunci kemenangan di Pilpres 2024. “Tentunya, AHY bisa menjadi kunci kemenangan di Pilpres 2024. Seandainya Ketum kami menjadi Cawapres, bisa mengangkat elektabilitas Capres, terutama di Pulau Jawa,” ujar Ketum Barisan Militan Demokrat (BMD) Tommy Rusihan Arief. Menurutnya, suara Partai Demokrat di Pulau Jawa cukup baik. Pada Pemilu 2019, di Banten meraih 553.391 suara, Jawa Barat 1.830.565 suara, Jawa Tengah 1.132.420 suara, Yogyakarta 62,708 suara, dan Jawa Timur paling besar, mencapai 1.841.145 suara. Jumlah suara itu, kata Tommy bisa berlipat ganda, karena kondisi Partai Demokrat saat ini dalam kondisi prima. Para kader, bahkan simpatisan, bulat mendukung AHY menjadi jagoannya di Pilpres 2024. Seandainya itu terealisasi, tidak hanya Demokrat, Capres yang akan didampingi AHY, dan par¬pol koalisi yang mengusungnya akan mendapat keuntungan besar. Tommy berharap, dua partai yang saat ini tengah dekat dengan Demokrat yaitu Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkenan memajukan AHY. Dia berharap, wacana duet Anies-AHY untuk Pilpres 2024 bisa menjadi kenyataan. Hal senada diungkapkan Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani. Dia bilang duet Anies-AHY saling melengkapi. Anies dianggap bisa me¬nambal suara di DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Keduanya memiliki basis dukungan yang kuat. Jadi benar-benar pasangan ini saling menguatkan,” ujar Kamhar. Tanpa ragu, Kamhar menyebut komposisi Anies-AHY ini seba¬gai duet muda yang berkualitas. Jika ini kejadian, maka selaras dengan tagline dan komitmen perjuangan Partai Demokrat yaitu Perubahan dan Perbaikan. “Pasangan ini juga memiliki peluang terbesar memenangkan konstestasi sebagaimana terekam dari berbagai lembaga survei,” semangatnya. Sebelumnya, Peneliti Utama The Republic Institue, Sufiyanto menyebutkan survei bursa Pilpres 2024 di enam provinsi se-Jawa, periode Agustus-September 2022. Menilik survei perilaku pemilih, komposisi Cawapres yang dipilih akan menentukan pemenang pesta demokrasi mendatang. "Elektabilitas ketiga kandi¬dat Capres yang sekarang ada, tidak ada yang menonjol, seperti Pemilu 2014 atau 2019,” katanya. Sufyanto di acara Proklamasi Democracy Forum bertajuk ‘Mencari Cawapres Penentu Kemenangan Dalam Pilpres 2024’ secara daring (14/10/2022). Dosen politik Universitas Airlangga, Surabaya ini menun¬jukkan ada lima tokoh dengan elektabilitas tinggi sebagai Cawapres. Mereka adalah adalah Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (12,4 persen), AHY (11,5 persen), Gubernur DKI, Anies Baswedan (10,3 persen), Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (9,8 persen), dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno (6,5 persen). Dari lima nama itu, Sufyanto menilai AHY paling potensial memberikan insentif suara terh¬adap Capres yang berpasangan dengannya nanti. “Lebih dari 50 persen basis pemilih Demokrat sudah solid memilih AHY. Sudah tentu ini jadi modal bagi Capres yang berpasangan dengan AHY,” ungkapnya. “Kalau AHY, semisal, berpasangan dengan Anies di Pilpres, maka lebih dari 70 persen basis pemilih Partai Demokrat akan memilih pasangan ini. Belum lagi, memperhitungkan basis pemilih Nasdem dan PKS yang juga solid,” tambahnya. (*)
Sumber: