Slow Respons, PLN ULP Panakkukang Kecewakan Warga

Slow Respons, PLN ULP Panakkukang Kecewakan Warga

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR</strong> – PLN Unit Layanan Pengaduan (ULP) Panakkukang dinilai lamban menanggapi keluhan warga melakukan pergeseran atau pemindahan meteran listrik. Pernyataan bernada kecewa itu diungkapkan Faisal. Warga Kompleks Perumahan Fajar Residence, Makassar itu mengaku, pihak PLN mempersulit pergeseran meteran listrik di rumahnya. Padahal, awalnya ia sudah diminta untuk melapor ke kantor. "Ini namanya pemaksaan. Kita dipaksa melapor ke PLN, tapi PLN seolah tak punya kewajiban untuk mengerjakan aduan warga dengan cepat. Itu juga PLN Mobile tidak ada gunanya. Katanya untuk bisa lebih memudahkan, ternyata tidak berlaku kalau ada aduan teknis. Kita malah makin dipersulit dengan harus bolak balik ke kantor PLN," ujar Faisal, Kamis (17/11/2022) malam. Ia menyangkan dengan layanan PLN Mobile yang disebut hanya ikut-ikutan agar terkesan sudah menerpkan akses digital. Nyatanya, sejak Senin kemarin diminta untuk datang mengadu di Kantor PLN ULP Panakukang. "Saya sudah sejak hari senin melaporkan ke kantor PLN Panakukang untuk geser meter, karena di aplikasi PLN Mobile tidak bisa mengadukan pergeseran meter," kesalnya. Setelah melapor di Kantor PLN ULP Panakukang, ia menyampaikan tim survey sudah mendatangi rumahnya dan memastikan bahwa, Rabu 16 November, teknisi akan datang untuk melakukan pergeseran meteran listrik. Namun, tak kunjung datang tapi disuruh ke kantor lagi. "Hari selasa pagi tim survey dari PLN datang mengecek, katanya besok (Rabu) teknisi sudah datang. Ternyata hari rabu siang hanya telfon dari PLN, saya disuruh ke kantor PLN Panakukang lagi untuk ambil kode bayar. Jadi saya ambil lalu langsung saya bayar," ucapnya. Hingga saat ini, ia mengatakan belum ada teknisi yang datang, saat memastikan ke pihak PLN, ternyata berkas yang sudah diberikan sebelumnya baru dilimpahkan ke teknisi dan berjanji kembali akan melakukan pergeseran meteran listrik pada Sabtu, 19 November 2022. "Setelah dibayar, hari Kamis PLN belum datang juga. Pas maghrib saya coba melapor ke PLN via telfon 123, tak lama ada telfon dari teknisi, katanya berkasku baru dilimpahkan ke teknisi. Artinya selama dua hari berkasku dibiarkan begitu saja," tegasnya. "Teknisi bilang baru bisa dikerja hari sabtu, karena berkasku baru masuk, baru dilimpahkan dari dalam kantor ke teknisi," sambung Faisal. Layanan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, kata Faisal, sangat parah, padahal proses pelaporan yang sudah dikeluhkan sejak Senin lalu tapi belum dilakukan hingga saat ini. "Padahal saya ini sudah sejak hari Senin melapor, dan harus membongkar tembok. Tapi tembok tidak bisa dibongkar karena ada kilometer PLN disitu. Jadi kerjaannya tukangku terhambat. Padahal semua sudah selesai," ujar Faisal. "Parahnya lagi saya harus membayar tukang tiap hari, padahal minim kerja karena masih ada kilometer PLN di tembok. Seandainya PLN yang bayar saya punya tukang, tidak jadi masalah," tandasnya. Lebih lanjut, dia mengakui tidak ada profesionalisme kerja dalam PLN, dimana sebelumnya diarahkan untuk datang melapor, tapi terkesan diabaikan. "Lagian kenapa diwajibkan melapor ke PLN untuk geser meter sementara PLN tak bisa dan tidak secara profesional bisa melayani," pungkas Faisal. Terpisah, Komunikasi dan TJSL PLN Unit Induk Distribusi Sulselrabar saat dikonfirmasi terkait kendala dalam pergeseran meteran listrik, namun belum digubris hingga berita ini dimuat. (*) &nbsp; Penulis: Rivansky

Sumber: