Survei New Indonesia Suara NasDem Turun, PSI Terus Naik

Survei New Indonesia Suara NasDem Turun, PSI Terus Naik

<strong>DISWAYSULSEL.COM, JAKARTA</strong> - Pasca-pencapresan Anies Baswedan, elektabilitas NasDem masih amblas di bawah ambang batas parlemen 4 persen. Temuan survei New Indonesia Research &amp; Consulting menunjukkan elektabilitas NasDem kini turun lagi menjadi 3,5 persen. Tren elektabilitas partai-partai politik masih stabil dalam paruh akhir 2022, hanya ada sedikit fluktuasi. Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus mengalami kenaikan, dan kini sebesar 5,8 persen. “NasDem masih jeblok elektabilitasnya, sedangkan PSI terus naik,” ungkap Direktur Eksekutif New Indonesia Research &amp; Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Selasa (17/1). Menurut Andreas, keputusan Nasdem untuk mengusung Anies sebagai capres telah menggerus basis pendukung, terutama dari kalangan nasionalis. Citra Anies yang lekat dengan politik identitas dinilai berseberangan dengan jargon Nasdem, “restorasi Indonesia”. “Harapan NasDem untuk meraih coattail effect dari pencapresan Anies belum terbukti, lebih-lebih mengingat Koalisi Perubahan yang digadang-gadang bersama PKS dan Demokrat tidak kunjung terbentuk,” jelas Andreas. Artinya, basis pemilih Anies belum mengalir ke Nasdem, masih tersebar di antara partai-partai yang lain. “PKS yang sebelumnya identik sebagai pendukung Anies juga masih harus berhitung kemungkinan tergerusnya dukungan ke NasDem,” lanjut Andreas. Sedangkan Demokrat juga berharap dapat semakin memperbesar elektabilitas jika berhasil mengusung AHY sebagai cawapres Anies. "Ketiga partai pendukung Anies saling mengunci, demi menjaga basis dan memperkuat elektabilitas masing-masing,” tandas Andreas. Pada peringkat pertama PDIP masih unggul dengan elektabilitas mencapai 18,6 persen, disusul Gerindra sebesar 12,8 persen. Berikutnya Golkar bertahan pada posisi tiga besar dengan elektabilitas 8,1 persen, diikuti oleh PKB (7,5 persen) dan Demokrat (6,0 persen). Setelah PSI, berikutnya ada PKS (4,8 persen) yang masih aman di atas parliamentary threshold. “Jika tren berlanjut, tujuh partai diprediksi akan berhasil mengamankan posisi untuk bisa melenggang ke Senayan,” jelas Andreas. Selain NasDem dua partai lain masih harus berjuang untuk bisa bertahan di Senayan, yaitu PAN (2,5 persen) dan PPP (2,0 persen). “Kedua partai masih bergerak dinamis, tetapi belum menunjukkan tren peningkatan ke atas ambang batas,” Andreas melanjutkan. Persaingan juga makin ketat, mengingat banyaknya partai-partai baru yang lolos dalam verifikasi KPU, selain masih adanya sejumlah partai non-parlemen. Sebut saja Perindo (1,3 persen), Gelora (1,1 persen), dan Partai Ummat (0,6 persen). Lainnya adalah Hanura (0,3 persen), PBB (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen). Dua partai pendatang baru masih nihil dukungan, yaitu PKN dan Partai Buruh, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 24,8 persen. “KPU telah mengumumkan 18 partai politik sebagai peserta Pemilu 2024, di antaranya Partai Ummat yang sebelumnya sempat tidak lolos, atau lebih banyak dari jumlah peserta Pemilu 2019 yaitu sebanyak 16 partai nasional,” pungkas Andreas. Survei New Indonesia Research &amp; Consulting dilakukan pada 5-10 Januari 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber: